Snorkeling di Pulau Petong, Mengapa Tidak? (1)

Pulau Petong ini berada di sisi selatan Batam. Lebih kurang perjalanan satu setengah jam dari titik keberangkatan kami di Kepri Mall hingga sampai di jembatan enam. Tentu saja, kita akan melewati jambatan satu Barelang yang telah menjadi ikon Batam.

Rasakan Sejuk Air Gunung Daik di Resun

Air terjun Resun, begitu nama yang dilebelkan untuk air terjun yang terletak di desa Resun itu. Airnya mengalir dari pengunungan di tanah Lingga. Air terjun Resun ialah satu di antara sekian banyak aliran air terjun dari gunung Daik.

Kampung Boyan di Dabo Singkep

Para perantau ini seringkali meninggalkan jejak berupa nama kampung, yakni Kampung Boyan. Nah, itulah yang menjadi pijakan, tradisi rantau warga Bawean memiliki jejak, baik berupa nama maupun tradisi. Di Dabo Singkep, terdapat juga sebuah kampung bernama Kampung Boyan.

Menikmati Keindahan Masjid Agung Natuna

Masjid ini memang megah. Bahkan termegah yang ada di Kepri. Sebab itu, masjid ini selalu terlihat sangat cantik dari berbagai sisinya. Anda bisa mencari berbagai foto menarik masjid ini di internet. Saya sungguh kagum.

Puasa dan Pembebasan Sosial

Puasa mempunyai konteks tanggungjawab pribadi dan juga tanggungjawab sosial. Karenanya, dalam berpuasa, disamping mewujudkan kesalehan vertikal kepada Allah, juga untuk mewujudkan kesalehan herisontal kepada sesama manusia dan mahluk Allah.

Senin, 07 Oktober 2013

Rasakan Sejuk Air Gunung Daik Di Resun


Gemercik air terdengar begitu jelas usai memarkirkan sepeda motor di dekat musola. Air itu jatuh begitu deras mengalir tanpa kenal musim. Air terjun Resun, begitu nama yang dilebelkan untuk air terjun yang terletak di desa Resun itu. Airnya mengalir dari pengunungan di tanah Lingga. Air terjun Resun ialah satu di antara sekian banyak aliran air terjun dari gunung Daik.

Semakin dekat melangkah, semakin keras pula desiran airnya terdengar. Dari tempat parkir itu, sudah terlihat tingkatan demi tingkatan dari air tejun nan indah menawan ini. Tidak cukup rasanya jika hanya melihat keindahan air yang mengalir di antara bebatuan besar itu tanpa merasakan dingin air pegunungan Daik.

Setiap kali wisatawan yang datang ke Daik, hampir semua menyempatkan datang ke air terjun ini. Lokasinya yang mudah dijangkau memungkin siapa saja bisa datang. Apalagi, pemerintah telah membangun jalan beraspal menuju lokasi itu.  Wajar, bila setiap akhir pekan atau masa libur sekolah, air terjun Resun selalu menjadi lokasi rekreasi dan piknik.

“Kalau musim hujan, bunyinya lebih keras lagi,” kata seorang warga Daik yang sedang berkunjung ke sana beberapa waktu lalu. Musim liburan sekolah lalu pun dimanfaatkan beberapa warga untuk membawa keluarga ke air terjun ini. Mereka tampak begitu menikmati airnya yang dingin walau sekedar mencuci muka saja.

Menurut keterangan warga Daik, Fadli, air terjun Resun ini memiliki sekitar tujuh tingkatan ke atas. Ketinggian air terjun itu pun berbeda-beda untuk setiap tingkatannya. Dan yang paling mudah dijangkau ialah yang terbawah. Di bagian ini, warga biasanya menghabiskan waktu kunjungan dengan mandi.

“Seger. Kalau saya mandi, saya selalu ke tempat air jatuh. Jatuhnya enak dibadan. Kayak diterapi. Tapi kalau pas musim hujan, airnya terlalu deras, jadi agak sakit,” tuturnya yang sudah beberapa kali mengunjungi air terjun ini.

Untuk memanjakan setiap pengunjung, pemerintah telah membangun beberapa gazebo. Di gazebo, biasanya warga menempatkan barang-barang bawaan. Lalu, mereka pun akan menikmati air terjun atau sekedar berfoto. Tidak ada bunyi-bunyian selain dari desiran air, celotehan burung, dan nyanyian serangga hutan.

Karena lokasi yang berada di kaki gunung, sebaiknya setiap pengunjung telah menyediakan bekal secukupnya, apalagi jika hendak berpetualang hingga ke puncak sumber air.

Hangat "Air Panas Dabo" Bisa Untuk Terapi


Tidak hanya di Daik, di pulau Singkep juga terdapat wisata alam daratan. Di pulau yang pernah menjadi sumber penghasil timah ini tedapat pemandian air panas, pemandian batu ampar, serta air terjun Cik Latif. Ada juga air terjun Bedegam yang jalan masuknya desa Lanjut, tetapi jarak yang telalu jauh membuat akses menuju ke lokasi itu menjadi cukup sulit.

Yang paling khas dari wisata air di Singkep ini ialah air panas. Lokasi ini kerap menjadi pilihan warga setelah wisata pantai dan air terjun yang ada di Dabo. Memang, perjalanan yang


cukup jauh sering membuat banyak untuk menunda ke sana. Meski demikian, setiap akhir pekan, lokasi yang beada di antara hutan karet di Singkep ini kerap mendapatkan kunjunga

Banyak warga yang sengaja datang ke sana hanya untuk menikmati air hangat yang berada dalam kolam pemandian itu. Mereka betah berendam berlama-lama di dalam kolam yang sudah disediakan beberapa pilihan. Ada kolam dengan kehangatan air yang tinggi, kemudian sedang, dan ada punya pula yang kehangatannya nyaris tidak ada lagi. 

Semua pilihan itu, kata penjaganya, Edi Melong, sengaja di desain untuk memberikan kenyamanan bagi setiap pengunjung. Apalagi bagi anak-anak yang tidak tahan dengan rasa panas yang keluar dalam air. Menurut Edi, tidak sedikit yang datang pemandaian air panas ini untuk menghilangkan penyakit.

“Ada yang sengaja datang karena untuk menghilangkan penyakit. Katanya, air hangat belerang ini bisa membunuh berbagai penyakit kulit, bisa juga untuk sakit kepala. Ya untuk terapilah,” katanya beberapa waktu lalu.

Jika mandi sauna hanya mengandalkan kehangatan yang dikeluarkan dari uap, tetapi mandi di air panas ini tidak demikian. Pengunjung malah bisa berendam. Tidak perlu khawatir dengan kualitas air, karena pengelola pemandian ini selalu membersihkan airnya, khususnya pada saat sepi pengunjung.

Tidak berapa lama lagi, lokasi menunju ke sana akan lebih nyaman karena jalannya sudah dilakukan pemadatan. Begitu juga dengan beberapa lokasi obyek wisata lainnya itu, smua obyek wisata di Singkep ini kini sedang dalam tahap pembangunan jalan oleh pemerintah untuk memudahkan pengunjung mencapai lokasi wisata. Dari tiga obyek wisata alam itu, yang terjauh ialah pemandian air panas dengan jarak sekitar delapan kilo meter dari Dabo.

Menikmati Air Segar di Lingga



Pesona alam di kabupaten Lingga terhampar luas di seluruh wilayahnya. Lingga memiliki panorama bawah laut yang indah di perairan pulau Benan. Lingga juga memiliki memiliki keindahan alam pegunungan. Tak seperti daerah lainnya di Kepri, Lingga nyaris memiliki sebagian besar pesona alam di Kepri.

Gunung Daik, yang menjadi ikon kabupaten Lingga, sudah tampak indah dengan dia cabangnya. Setiap pengunjung yang baru menapakkan kakinya di Daik, langsung terpikat dengan keindagannya. Apalagi pada saat kabut tipis melintas di kaki gunung, terlihat puncaknya yang begitu menawan.

Dari pegunungan Daik itu, terdapat beberapa aliran air. Dan, di antara aliran itu, muncul pula air terjun dengan beragam kekhasannya. Ada air terjun Resun, air terjun Jelutung, air terjung Kado, serta air terjun Tande. Bahkan, air terjun Jelutung dinobatkan oleh beberapa petualang sebagai air tejun tertinggi di Kepri.

Editor buku Jelajah LIngga Bunda Tanah Melayu, Edi Sutrisno, menyebutkan ketinggian air terjun ditingkat pertama mencapai 60 meter. Dulunya, tulis Edi, air terjun ini disebut warga dengan air terjun Ranoh. Namun, karena di sekitar lokasi muncul banyak pohon jelutung, warga pun lebih suka menyebut air terjun ini sebagai air terjun Jelutung.

Akan tetapi, medan perjalan menuju ke lokasi masih tidaklah mudah. Butuh beberapa jam untuk sampai di tingkatan pertama air terjun yang terletak di desa Mentuda ini. Air terjun ini pun pernah dilirik oleh investor untuk pembangkit listrik tenaga air karena debit airnya yang cendung tidak surut walau di musim kemarau.

Di antara aliran sungai yang bersumber dari mata air pegunungan Daik itu, terdapat juga beberapa lokasi rekreasi dan piknik, seperti pemandian Lubuk Papan dan pemandian Lubuk Pelawan. Keduanya berada pada aliran air sungai Tande. Kedua pemandian ini juga memiliki nilai sejarah yang erat dengan masa kerajaan Riau-Lingga saat Daik menjadi ibu kotanya.

Menurut Lazuwardi, pecinta sejarah Lingga, pemandian Lubuk Papan merupakan lokasi untuk aktivitas keseharian kalangan yang bertugas istana. Lubuk Papan memang berada tidak jauh dari area istana Damnah.

Pemerintah juga telah menyulap area pemandian ini menjadi lokasi yang layak untuk dinikmati bagi setiap pengunjung. Beberapa tempat duduk juga telah dibangun lengkap dengan toilet serta kamar ganti bagi pengunjung yang hendak mandi. Air yang mengalir pun berasal dari mata air pegunungan Daik sehingga rasa segar dan sejuknya tetap terasa.

Sedangkan pemandian lubuk Pelawan, dulunya merupakan lokasi pemandian Engku Ampuan Zahara. Akan tetapi, lokasi ini kurang mendapatkan perawatan yang baik karena beton-beton yang ada pun telah terkikis oleh derasnya air saat musim hujan. Untuk bernostagia dengan masa lalu, tidaklah salah bisa mendatangi lokasi ini.