Snorkeling di Pulau Petong, Mengapa Tidak? (1)

Pulau Petong ini berada di sisi selatan Batam. Lebih kurang perjalanan satu setengah jam dari titik keberangkatan kami di Kepri Mall hingga sampai di jembatan enam. Tentu saja, kita akan melewati jambatan satu Barelang yang telah menjadi ikon Batam.

Rasakan Sejuk Air Gunung Daik di Resun

Air terjun Resun, begitu nama yang dilebelkan untuk air terjun yang terletak di desa Resun itu. Airnya mengalir dari pengunungan di tanah Lingga. Air terjun Resun ialah satu di antara sekian banyak aliran air terjun dari gunung Daik.

Kampung Boyan di Dabo Singkep

Para perantau ini seringkali meninggalkan jejak berupa nama kampung, yakni Kampung Boyan. Nah, itulah yang menjadi pijakan, tradisi rantau warga Bawean memiliki jejak, baik berupa nama maupun tradisi. Di Dabo Singkep, terdapat juga sebuah kampung bernama Kampung Boyan.

Menikmati Keindahan Masjid Agung Natuna

Masjid ini memang megah. Bahkan termegah yang ada di Kepri. Sebab itu, masjid ini selalu terlihat sangat cantik dari berbagai sisinya. Anda bisa mencari berbagai foto menarik masjid ini di internet. Saya sungguh kagum.

Puasa dan Pembebasan Sosial

Puasa mempunyai konteks tanggungjawab pribadi dan juga tanggungjawab sosial. Karenanya, dalam berpuasa, disamping mewujudkan kesalehan vertikal kepada Allah, juga untuk mewujudkan kesalehan herisontal kepada sesama manusia dan mahluk Allah.

Sabtu, 08 September 2018

Kiat Memilih Formasi CPNS Biar Bisa Lolos jadi PNS


Setiap kali ada lowongan CPNS, jumlahnya selalu banyak. Tahun ini jumlahnya 200 ribu lebih karena seluruh satuan kerja di pemerintah membuka lowongan. Angka 200 ribuan itu biasanya akan diserbu oleh pemar hingga mencapai 3 atau 4 juta. Wow... ternyata banyak yang mendambakan menjadi abdi negara yaaa.... itu cita-cita yang mulia kok.

Jika lowongan CPNS yang dibuka 200 ribuan dan yang melamar ada 3-4 jutaan, berarti berapa orang tuh yang akan tersisih dan kecewa? Jangan sampai kekecewaan itu terjadi pada Anda yang membaca tulis ini. Sebab itulah, saya ingin berbagi tips agar tidak salah memilih formasi CPNS.
Biasanya, pelamar mengalami kebingungan dalam menentukan pilihan formasi saat akan mendaftar CPNS. Apalagi, sejak 2017, peserta hanya diperbolehkan memilih satu formasi saja, tidak boleh lebih karena sistem akan mendeteksi dan menolaknya. Inilah tipsnya.
1. Pilihlah formasi yang sesuai dengan ijazahmu
Ini pernting karena terkait dengan administrasi. Jangan sok lebay karena justru bisa membuat tidak lolos administasi. Nah, maka perlu diperhatikan persyaratan ijazah. Yang dimaksud pesyaratan ijazah ialah bidang atau keahlian. Misalnya, jika kamu memiliki ijazah guru, jangan melahar formasi teknik. Itu bisa dipastikan tidak akan diterima, walaupun pakai orang dalam.
Selain itu, jika yang dibutuhkan lulusan SMA, jangan melamar pakai ijazah Sarjana. Itu akan sia-sia.
Baca juga: Cara Jitu Lolos CPNS tanpa Dukun, Perhatikan Beberapa Hal Berikut Ini
2. Pilih yang saingannya minim
Kalau yang ini sih gampang-gampang susah karena kita tidak tahu berapa orang yang melamar untuk formasi CPNS yang sama dengan kita. Tapi, gampangnya sih begini, biasanya orang bingung antara memilih jabatan struktural ataukan fungsional. Saran saya, pilih saja jabatan fungsional yang sesuai dengan ijazahmu.
Jangan membayangkan jadi pejabat dulu, toh kita masih belum lulus CPNS. Dan jangan merasa pasti diterima karena bapaknya pejabatnya, karena itu bisa menyakitkan hati. Sakitnya tuh di sini. Hehehe
3. Prioritaskan formasi lulusan Cumlaude
Jika Anda lulusan terbaik di kampus, maka utamakan dahulu formasi yang cumlaude ini. Karena ada banyak keuntungan di formasi ini. Misalnya, walau tidak lulus CAT, masih berpeluang dipanggil untuk tes wawancara dan kemampuan bidang. Jumlah total nilainya diakumulasi pada akhir pengumuman.
Baca juga: Pelatihan bagi CPNS, dari Prajab Menjadi Latsar CPNS
Namun, syarat cumlaude yang bisa ikut seleksi di sini di formasi ini ialah prodi dan kampus harus Akreditasi A.
Itulah dulu tips yang bisa dibagikan. Semoga cita-cita menjadi abdi negara bisa tercapai. Semangat dan tetap semangat karena rezeki tidak pernah tertukar. Rezeki telah tersedia untuk kita, namun hanya perlu menjemputnya saja. []

Cara Jitu Lolos CPNS tanpa Dukun, Perhatikan Beberapa Hal Berikut Ini


Banyak orang yang mendambakan untuk bisa menjadi pegawai negeri sipil (PNS) sehingga setiap kali lowongan CPNS dibuka selalu ramai yang melamar. Wajar saja, sebagian orang menilai PNS itu adalah pekerja dengan masa depan yang lebih jelas dan kerjanya pun tidak terlalu berat.

Terlepas dari persepsi dan motivasi yang menjadi daya pendorong untuk melamar CPNS, harus diketahui bahwa ada beberapa tahapan penting yang dilalui supaya cita-cita dan impian menjadi PNS itu berhasil.
Untuk sampai pada status CPNS, seseorang harus mampu melewati tiga tahapan seleksi, yakni seleksi administrasi, tes CAT, dan wawancara. Kali ini, kita akan membahas tentang persyarata administasi dan CAT saja dulu. Silahkan simak sampai selesai jika ingin lulus.


1. Perhatikan ketentuan dan perysaratan
Menurut kabar-kabari, banyak calon pelamar yang tidak lolos di tahap administrasi karena tidak memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang dibutuhkan untuk formasi yang di lamar. Misalnya, dalam ketentuan calon pelamar berijazah S1, tetapi pelamar malah mengirimkan ijazah S2.
2. Lengkapi administrasi
Administasi itu dasarnya ialah pengumuman yang dikeluarkan oleh Badan Kepegawaian Nasional (BKN). Kita gak perlu mempersiapkan bahan yang tidak ada hubungannya dengan persyaratan administasi. Perhatian lampiran-lampiran dalam lamaran agar tidak ada yang tertinggal ataupun terlupa.
Contoh kasus tidak lengkap yang paling sepele ialah lupa tanda tangan di berkas yang dikirim. Perkara seperti jangan dianggap sepele karena bisa berakibat tidak lolos administasi.
Nah, oleh sebab itu, maka perhatikanlah secara seksama ketentuan yang telah dikeluarkan oleh Badan Kepegawaian Nasional (BKN) dan persyaratan yang telah ditentuan pada formasi yang dipilih.

Baca juga: Menulis dan Titik Kisar Perjalanan Hidupku

3. Selalu memantau perkembangan
Yang tidak kalah penting dari dua hal di atas ialah memantau perkembangan dari situs resmi BKN. Mengapa diperlukan? Karena bisa saja ada informasi penting yang disampaikan secara mendadak melalui situs tersebut. Misalnya, menurut jadwal, ujian CAT akan digelar di pada 10 Oktober di kota X, namun karena ada kendala, panitia dan BKN memindahkan ke kota Y pada 2O Oktober.
Jika diperhatikan, dalam ketentuan dan pengumuman yang disampaikan BKN atau satuan kerja yang membuka lowongan, selalu ada ketentuan yang berbunyi “ketidaktahuan tentang informasi ini bukan tanggung jawab panitia dan pelaksana.”

Baca juga: Pelatihan bagi CPNS, dari Prajab Menjadi Latsar CPNS



4. Latihan soal-soal CAT
Ujian Computer Assisted Test (CAT) adalah ujian berbasis komputer. Sekadar gambaran, ujian dengan komputer ini tidak ada tambahan waktu karena begitu buka komputer, waktu akan berjalan dan begitu selesai, komputer akan mati dengan sendiri. Satu soal itu memiliki waktu sekitar 40-50 detik.
Mengapa ujian CAT ini penting, karena di sinilah nanti akan dinilai siapa saja yang lulus untuk mengikuti tahapan selanjutnya. Di sinilah peserta seleksi akan banyak berguguran. Saya menilai bahwa sistem CAT ini lebih transparan. Kalau tidak lulus, ya tidak lulus karena nilai atau hasil langsung diketahui ketika selesai mengerjakan soal.
Nah, agar lebih terbiasa dengan soal-soal yang akan dikerjakan sat CAT, maka perlu latihan. Ada banyak modul soal-soal latihan CPNS, baik online maupun berupa buku. Manfaatkan juga simulasi tes yang disediakan oleh BKN. Klik saja di sini untuk simulasinya http://cat.bkn.go.id/simulasi/.
Kira-kira itulah tips untuk lolos menjadi CPNS. Persiapkan diri dan persyaratannya dan mudahan-mudahan Anda bisa menjadi bagian dari abdi negara. Selamat berjuang dan semoga sukses.[]

Jumat, 07 September 2018

Youtube Kids, Begini Tahapan Cara Mengaktifkannya

Kehadiran Youtube Kids ini tentu sedikit melegakan saya sebagai orang tua dengan dua anak. Kita sudah tahu tentang Youtube beserta muatan konten di dalamnya, mulai yang serius, lucu, konten untuk anak-anak hingga konten dewasa. Di Youtube juga tersedia berbagai macam edukasi berbentuk video maupun narasi yang divideokan. Yah, intinya banyak sekali pengguna youtube atau youtuber yang berbagi konten video mereka di sana. Sebab itulah, saya merasa legas dengan kehadiran Youtube Kids yang lebih tersegmentasi untuk anak-anak.

Nah, ternyata, untuk bisa mengaktifkan Youtube Kids ini, kita perlu melakukan beberapa tahapan. Tenang saja, tidak terlalu susah kok, karena tahapan pertamanya hanyalah perlu mendowload dari Play Store saja.
Dari keterangan di Play Store, aplikasi ini sudah didownload 50 jutaan kali. Wow... banyak sekali ya. Banyak yang menggunakan, tentu banyak senang dengan kehadiran aplikasi ini. Namun, saya tidak tahu, apakah jumlah itu hanya berlaku untuk di Indonesia, ataupun bersifat global alias seluruh dunia.
Yang ingin saya bagi pada tulisan inilah ialah pengalaman menjelajah di Youtube Kids. Silahkan saja simak dulu yaa... Setelah terinstal, dan ketika hendak digunakan, Youtube Kids akan menampilkan halaman pembuka yang menyuruh orang tua untuk melakukan pendaftaran. Inilah tahapan-tahapannya.
  1.    Kita perlu menyetujui ketentuan yang berlaku di Youtube Kids. Ya, kalau tidak setuju, tentu tidak bisa ke tahap selanjutnya dong.
  2.  Kita akan di suruh menuliskan nama anak beserta bulan dan tahun kelahirannya. Nah, maksud dan tujuan yang ini ternyata untuk menjadi semacam user name. Sebab, nantinya, setelah berhasil melalui tahapan demi tahapan untuk aktivasi, Youtube Kids akan menyapa nama anak yang kita tuliskan itu.
  3. Perlu login menggunakan akun google yang kita miliki. Gampangnya, login aja pakai akun google yang digunakan untuk mengaktifkan Androin dai gawai kita. Kan Android juga produknya Google.
  4. Setelah itu, ada ketentuan lain yakni berupa penawaran dari Youtuba Kids, apakah kita mau mendapatkan jejak penulisan anak atau tidak? Pilih saja sesuai dengan keinginan kita. Maksud dan tujuan Youtube Kids membuat ketentuan ini ialah agar ketika ada konten yang dinilai tidak pantas untuk anak-anak, kita bisa melaporkannya.

Nah, begitulah kira-kira tahapan demi tahapan untuk mengaktifkan Youtube Kids. Tapi maaf, tidak sempat men-screenshot setiap tahapan sewaktu mendaftarkan gawai yang biasa dipakai anak. Hehehe

Mau tau bagaimana konten di dalamnya? Silahkan simak tulisan selanjutnya. Kalau nulis kepanjangan, tangan pegel, otak pun bisa buntu.

Minggu, 29 Juli 2018

Menulis Skripsi atau Tesis Jadi Gampang dengan Google Cendekia


Yang pertama kali disuruh oleh dosen saat mengajukan judul itu ialah mencari yang belum pernah diteliti oleh orang. Wow... karen yaa. Itulah memang tujuan penelitian ilmiah, yakni membahas hal yang belum pernah dibahas oleh orang lain.

Nah sekarang, yang menjadi pertanyaan, apakah penelitian kita itu memang sesuatu yang baru? Kalau hanya lokasi penelitiannya yang berbeda, berarti tema besarnya kan masih sama. Itu tidak baru. Kalau temanya belum pernah ada yang meneliti, itulah yang betul-betul baru. Kembali pada pertanyaan di atas, sebenarnya tidak ada yang betul-betul baru dalam penelitian ilmiah. Kebaruan itu justru dihasilkan dari penelitian. Sebab itulah pentingnya karya ilmiah.
Kalau kamu tidak percaya, masukkan saja judul penelitianmu pada google cendekia. Ini urlnya scholar.google.co.id. klik saja itu, nanti tuliskan judulmu pada kolom pencirian. Jeng jeng....
Berapa banyak judul penelitian orang lain yang sama dengan judulmu? Pasti banyak sekali. Itu tandanya bahwa judul skripsimu itu juga pernah diteliti oleh orang. Nah, unsur yang beda sedikit itulah sebagi alasan untuk penelitian atau menulis skripsi.
Dari sekian banyak judul penelitian itu, maka manfaatkan lah sebagai referensimu. Lho.... kok bisa. Ya bisa lah, justru itulah yang bagus. Penelitian itu semestinya juga menampilkan hasil penelitian terbaru. Jadi, judul yang mirip dengan yang kamu temukan di Google Cendekia itu kamu jadikan juga telaah pustaka dan juga nanti sebagai referensi. Ingat lho ya.... sebagai referensi, bukan di-copy lalu di-paste di file kerjamu. Kalau itu yg kamu lakukan, itu bisa disebut plagiat. Bacalah referensi itu, kutip atau rujuklah referensi yang tersedia di sana.
Terus bagaimana buat footnote atau daftar pustaka dari Google Cendekia? Sebaiknya baca lagi pedoman penulisan skripsi dari kampusmu karena setiap kampus punya standar yang berbeda.
Ya, ternyata harus dowload file PDF-nya, dan sebagian malah ada yang tak bisa dibuka dan download?! Begitulah kira-kira keluhan yang sering muncul. Gini aja lah, kan yang mirip banyak, carilah file yang lain lagi. Jangan menyerah.

Bonus Referensi dari Google Book
Satu lagi, karena anak zaman now sudah jarang buka buku cetak, maka inilah tips dan triknya merujuk buku di internet. Buka lah Google Book. Cari saja di laman embah Google dengan kata kunci Google book, pasti keluar deh. Langsung saja kamu klik.
Setelah kamu masuk ke lamannya, kamu carilah tema yang kamu inginkan. Biasanya, di Google Cendekia juga akan keluar referensi dari Google Book. Biasanya juga, tulisannya warna hitam saja dan tak bisa di klik. Nah, caranya, coba saja kamu copi judul itu, lalu paste-kan di pencarian google book.
Nah, jika beruntung, kamu akan mendapatkan buku-buku referensi dengan status bebas akses. Dan jika belum beruntung, mungkin kamu akan mendapatkan yang bisa diakses terbatas atau bahkan tidak ada file bukunya di sana—selain judulnya doang.
Kira-kira itu dululah ya... kalau masih belum mau cari tips dan kiat untuk skripsi, tesis dan karya ilmiah lainnya, silahkan saja buka klik link di bawah ini.

Senin, 09 Juli 2018

Menyelesaikan Skripsi itu Gampang Setelah Baca Tips ini


Setelah menemukan judul dan membuat proposal, tentu kita akan menulis pada bab-bab selanjutnya. Ya, kita tahu menulis itu tidak gampang. Dan kendala yang paling utama ialah tak pernah merealisasikan ide. Faktornya ada banyak,

  • ·         yang paling dominan adalah malas dan menyerah,
  • ·         tidak bisa membagi waktu untuk skripsi,
  • ·         Menunda-menunda menemui dosen pembimbing



Silahkan identifikasikan dirimu berada pada posisi yang mana.
Nah, sebelum jauh membahas tentang skripsi, saya akan bertanya lagi, apakah skripsi itu penting untuk Anda?
Jika tidak penting, abaikan saja skripsi itu. Lantas jangan pernah lagi meletakkan impian yang membutuhkan titel sarjana, seperti daftar CPNS, naik pangkat/golongan, apalagi punya jabatan bagus.
Jika penting, maka yang perlu dilakukan adalah segera buka kembali file skripsimu.
Buka saja dulu. Tak perlu pusing-pusing tuk menulis ataupun mengedit. Baca sajalah bagian demi bagian yang telah dituangkan dalam file itu. Baca dan baca lagi dan jangan bosan.
Setelah itu, temuilah dosen pembimbing skripsimu dengan membawa bagian yang sudah dicetak (diprin) lalu minta koreksi dan masukannya. Setelah itu, jangan tinggalkan lagi skripsi mu karena alasan-alasan. Segera buka file skripsi, dan lakukan perlahan masukan demi masukan dari dosen pembimbing.
Ehem.... mengapa kok harus begitu? Terkadang, kebingungan dalam menulis skripsi itu karena tidak tau arahnya mau ke mana, dan dosen pembimbing tentu akan mengarahkan kita sesuai dengan apa yang kita paparkan. Misalnya, ketika ditanya oleh dosen, jangan malu apalagi takut untuk menyampaikan pemahaman awal tentang arah skripmu. Sebab, dari keterangan itulah dosenmu akan paham apa yang akan kamu tulisakan.
Oke, sekali lagi jangan pernah meninggalkan file skripsi lebih lama. Maksimal dua hari sudah harus kamu buka kembali file itu dan melakukan perbaikan atas masukan dan saran dari dosen.
Selesai sudah kiat menemui dosen pembimbing untuk menambah semangat menyelesaikan skripsi. Lho... katanya menulis skripsi itu gampang? Ya, sabarlah dulu. Masih ada poin lainnya yang mesti dibaca. Kalau baca tulisan ini secara lengkap saja sudah malas, itu menggambarkan bagaimana kamu sebenarnya malas baca referensi tuk skripsimu. Hehehehe betul tak?
Okelah, dari pada banyak betul ceramahnya, kita langsung masuk ke poin selanjutnya, yakni mengatasi malas membaca referensi. Ingatlah, pengetahuan itu hasil dari membaca, mendengar, dan melihat.  Nah, khusus untuk skripsi, lebih dominan membacanya karena perlu rujukan supaya menjadi karya ilmiah. Kalau tak ada rujukan, maka tidak masuk kategori ilmiah.



Membaca lalu Menuliskannya
Yang paling gampang sekarang itu membaca melalui gawai atau smartphone. Ups.... ingat ya, “jangan sampai yang smart itu hanya handphone mu saja”. Hehehe jangan tersinggung yaa kan mau jadi sarjana.
Ketika lagi membaca berbagai informasi di internet, rasanya kita ingin mengambil semuanya untuk dipasang di skripsi kita. Ya, pertama biar skripsinya cepat selesai, kedua biar skripsinya tebal, ketiga males nak ngetik ulang. Malas itu sudah penyakit kita se
mua, betul tak?
Oke, kamu kan sudah membuat rencana pembahasan skripsi. Jadikanlah itu acuan untuk mencari referensi. Lalu ambillah bagian yang paling sesuai. Pilihkan per paragraf, jangan main ambil semua karena nanti bisa gak nyambung dengan skripsi kita. Karena itu, ambil saja sari pati atau inti pembahasan dari referensi yang kita temukan di internet itu.

Baca juga: Asyiknya Menulis Resensi Buku

Nah, gampang kan menulis skripsi itu. Terus bagaimana kalau bacanya buku? Itu labih bagus lagi. Ambil saja inti dari buku itu, dan tuliskan di kertas dulu bila baca buku di perpus atau saat berkunjung ke kos teman. Jangan langsung ketik di laptopmu, nanti ide yang ada hilang.
Setlah mengumpulkan informasi, dari internet maupun dari buku, maka coba tuangkan lagi ke file skripsimu. Dan masukkan apa yang kita dapatkan itu pada bagian-bagian yang sesuai. Ups... jangan lupa pasang rujukannya ya.
Sip, kalau sudah begitu, dijamin skripsimu bakalan cepat selesai.
Kalau tak selesai juga, silahkan baca tulisa lainnya di sini.

Minggu, 03 Juni 2018

Masih Ingatkah dengan Butir-butir Pancasila? Yuk Bangun Nasionalisme dengan Mengamalkannya


Pancasila sebagai dasar haruslah tertanam dan terpatri dalam setiap diri warga negara Indonesia. Jika ada yang mengatakan bahwa Pancasila mengalahkan agama sehingga warga yang percara pada Pancasila telah mengingkari agamanya, maka sesungguhnya Pancasila bukanlah agama yang bermaksud mengatur sistem keyakinan, sistem peribadatan, sistem norma, dan identitas keagamaan masyarakat. Pancasila merupakan konklusi bagi pemecah problematikan kemasyarakatan dan kebangsaan Indonesia yang menjemuk nan beragama.


Pancasila dan Nasionalime Indonesia yang harus tetap dipertahankan. Yuk mengamalkan butir-butir Pancasila dalam keseharian kita. Karena itu, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancsila tidaklah bertendi pada satu nilai agama maupun ideologi tertentu, melainkan suatu bangunan ideologi kemajemukan dan ke-Indonesia-an saja yang dihimpun dari nilai-nilai universal setiap agama dan keyakinan yang berkembang di Indonesia.

Agar nilai-nilai Pancasila senantiasa terpatri dalam diri kita sebagai warga negara, maka sayogyanya kita mengetahui butir-butir Pancasila yang menjadi nilai-nilai nasionalisme. Nasionalisme Pancasila merupakan cara pandang cinta tanah air dengan tidak memandangkan negatif bangsa lain.

Butir-butir Pancasila sebelumnya hanya terdiri dari 36 butir saja, namun sejak adanya perubahan melalui Tap MPR No.1/MPR/2003, jumlah butir Pancasila menjadi 45 butir. Berikut butir-butir secara lengkap berdasarkan sila-silanya.

Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Sila ketiga: Persatuan Indonesia

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran / perwakilan

1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Sewaktu butir-butir Pancasila hanya 36, saya pun sempat mengafalnya. Kalau tak salah, waktu itu masih SD. Maklumlah, di zaman Orde Lama, hal yang berhubungan dengan naionalisme dan Pansila sangat penting sekali sehingga tidak ada seorang pun bisa menentang pemahaman Pancasila versi yang dikeluargkan oleh pemerintah. Terlepas dari polemik tentang pengamalan Pancasila pada era Orde Baru, setidaknya kita perlu juga mengingat kembali nilai-nilai kandungan Pancasila sebagaimana tertuangd alam butir-butirnya tersebut. []

Minggu, 06 Mei 2018

Ringkasan Materi Modul Akuntabilitas bagi Latsar CPNS


Setiap peserta Latihan Dasar (Latsar) CPNS wajib mengikuti ujian sebagai bahan evaluasi terhadap penyerapan materi yang telah diberikan selama berada di kelas. Materi yang paling penting yakni yang berhubungan dengan nilai-nilai dasar ASN, yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Antikorupsi.
Nah, untuk memudahkan mempelajari kembali muatan materi yang disampaikan oleh widiaiswara dan modul akuntabilitas, berikut kami sarikan poin-poin penting di dalamnya. Silahkan nikmati saja.



AKUNTABILITAS adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai, sedangkan responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab.

Aspek-aspek akuntabilitas mencakup ; 1) Akuntabilitas berorientasi pada hasil, 2) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, 3) Akuntabilitas membutuhkan konsekuensi, 4) Akuntabilitas memperbaiki kinerja.

Fungsi akuntabilitas ; 1) menyediakan kontrol demokratis, 2) mencegah korupsi & penyalahgunaan kekuasaan, 3) meningkatkan efisiensi dan efektifitas.

Akuntabilitas terdiri dari 2 macam; 1) Akuntabilitas vertikal : yaitu pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yg lebih tinggi, contohnya LPJ dinas ke pemda. 2) Akuntabilitas horizontal : laporan  pejabat pemerintah kepada publik.

Baca juga: Tips Beli Handphone (HP) di Pusat Perbelanjaan di Batam

Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan :
1.       Akuntabilitas personal; nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.
2.       Akuntabilitas individu; hubungan antara individu dan lingkungan kerja/pns dengan instansi.
3.       Akuntabilitas kelompok; kerjasama kelompok
4.       Akuntabilitas organisasi; mengacu pada pelporan kinerja yang dicapai
5.       Akuntabilitas stakeholder; masyarakat umum & pengguna layanan yang memberikan masukan, saran, kritik terhadap kinerjanya.

Contoh mekanisme akuntabilitas; sistem penilaian kinerja, sistem akuntansi, akreditasi dan pengawasan

Mekanisme akuntabilitas mengandung 4 dimensi :
1.       Akuntabilitas kejujuran dan hukum; kepatuhan terhadap hukum& peraturan yg diterapkan
2.       Akuntabilitas proses; prosedur yg digunakan
3.       Akuntabilitas program; tercapainya program dan alternatifnya
4.       Akuntabilitas kebijakan; pertanggungjawaban atas kebijakan yg diambil

Alat akuntabilitas :
1.       Perencanaan strategis; Rencana jangka panjang/menengah dll
2.       Kontrak kinerja; kesepakatan antara pegawai dan atasan
3.       Laporan kinerja; laporan akuntabilitas kinerja pemerintah yg berisi perencanaan & perjanjian kerja tertentu

Prinsip lingkungan kerja yang akuntabel ; kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggungjawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan dan konsistensi.

Langkah framework akuntabilitas di lingkungan pns; tentukan tanggungjawab dan tujuan, perencanaan, implementasi dan monitoring, laporan lengkap, dan evaluasi/masukan.

Baca juga: Gak Perlu Dukun, ini Tips dan Trik Mengerjakan Soal Ujian CAT untuk CPNS

UU transparansi dan keterbukaan publik ; UU No 14/2008, yaitu jaminan konstitusional agar praktik demokratisasi dan good governence bermakna bagi proses pengambilan kebijakan terkait kepentingan pblik.

UU No 14 tahun 2018 pasal 3 mencantumkan beberapa tujuan, yaitu; 1) menjamin hak warga untuk mengetahui rencan pembuatan kebijakan publik, 2) mendorong partisipasi masyarakat dlm proses pengambilan kebijakan, 3) meningkatkan peran masyarakat, 4) mewujudkan penyelenggaraan negara yg baik, 5) mengetahui alasa kebijakan publik, 6) mengembangkan ilmu pengetahuan, 7) meningkatkan pengelolaan dan pelayanan.

Prinsip-prinsip keterbukaan dan ketersediaan informasi ; 1) maximum access limited  exemption, 2) permintaan tdk perlu disertai alasan, 3) mekanisme yg sederhana, murah dan cepat, 4) info harus utuh dan benar, 5) info proaktif, 6) perlindungan pejabat beritikad baik.

Etika pelayanan publik adalah suatu panduan yg harus dipatuhi oleh penyelenggara pelayanan publik yang baik untuk publik.

Informasi data yg disimpan dan dilaporkan harus : 1) relevant, 2) reliable, 3) understendable, 4) comparable.

Konflik Kepentingan dalam Akuntabilitas
Ada 2 jenis konflik kepentingan yaitu : 1) konflik keuangan dan 2) non keuangan.

Cara mengidentifikasi konflik kepentingan :  1) tugas publik dan kepentingan pribadi, 2) potensialitas, 3) proporsionalitas, 4) presence on mind, 5) janji.

Konsekuensi konflik kepentingan : 1) berkurangnya kepercayaan, 2) memburuknya reputasi pribadi/lembaga, 3) tindakan indisipliner, 4) pemutusan hubungan kerja, 5) dapat dihukum baik perdana/perdata.

Praktek kecurangan dan perilaku korup terjadi karena ;  1) adanya peluang, 2) insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan, 3) rasionalisasi

Menjadi PNS yang Akuntabel
PNS yang akuntable adalah PNS yang mampu mengambil pilihan yg tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dlm politik praktis, melayani warga secara adil dan konsisten dlm menjalankan tugas dan fungsinya.

Baca juga: 
Ringkasan Materi Modul Etika Publik bagi Latsar CPNS Golongan III
Ringkasan Modul Nasionalisme Latsar CPNS Golongan III
Ringkasan Materi Whole of Government (WoG) dalam Program Latsar CPNS

ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip2 berikut : 1) nilai dasar, 2) kode etik & kode prilaku, 3) komitmen, 4) integritas moral dan tanggungjawab pada pelayanan publik, 5) kompetensi, 6) kualifikasi akademik, 7) jaminan perlindungan hukum, 8) profesionalitas jabatan.

Amanah PNS ;  1) Bebas dari konflik kepentingan, 2) berlaku adil, 3) bersikap netral, 4) konsisten.

Pentingnya akuntabilitas ;  1) menyediakan kontrol demokratis, 2) mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, 3) meningkatkan efisiensi dan aktifitas.

Undang-undang terkait akuntabilitas :


1.       Pasal 28 F UUD 1945
2.       UU No 14/2018 tentang keterbukaan informasi publik
3.       UU No 32/2009 tentang hak atas informasi lingkungan hidup
4.       UU No 8/1999  tentang perlindungan konsumen
5.       UU No 28/1999 tentang penyelenggaraan negara yg bersih dan bebas KKN
6.       UU No 36/1999 tentang telekomunikasi
7.       UU No 40/1999 tentang pers

Mudahan-mudahan rangkuman tersebut bisa cukup membantu bagi yang membutuhkannya. Dan tak lupa juga saya ucapkan terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Semoga sukses ujian evaluasi Latsar CPNS-nya. []

Rabu, 02 Mei 2018

Pelatihan bagi CPNS, dari Prajab Menjadi Latsar CPNS


Lowongan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) selalu mendapatkan minat yang tinggi dari masyarakat. Hal itu terbukti dengan banyak jumlah pendaftar setiap kali pembukaan lowongan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dibuka pemerintah untuk berbagai formasi, baik di lingkungan pemerindah daerah, kementrian, lembaga, dan juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Peserta Latihan Dasar (Latsar) CPNS Golongan III Angkatan I 2018 di BDK Padang

Setelah dinyatakan lulus dan menjadi CPNS, maka harus mengikuti pelatihan yang digelar oleh kementerian masing-masing. Untuk menteri agama digelar di Balai Diklat Keagamaan (BDK) dan untuk pemda dan kementerian lainnya biasanya digelar di Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM). Selama proses pelatihan ini dahulunya dikenal dengan Pendidikan Kilat (Diklat) Prajabatan atau lebih dikenal dengan istilah prajabatan saja.
Istilah Prajab telah berlangsung lama dengan materi pokok yang terakhir ialah berkaitan dengan ANEKA, yakni akronim dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Antikorupsi. Lima poin ini menjadi tema penting dalam diklat sebagai penguatan nilai-nilai dasar bagi PNS. Semua materi diklat ini telah distandarisasi oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN). Jadi, seluruh kegiatan prajab mengacu pada ketentuan LAN ditambah dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh masing-masing pengelola balai diklat.
Nah, seiring dengan perkembangan ada aturan terbaru dalam penguatan nilai-nilai dasar bagi CPNS. Maka istilahnya atau penamaan dari kegiatan itu pun mengalami perubahan, dari prajab ke Latsar atau Latihan dasar. Penamaan itu pun nantinya akan disesuaikan dengan golongan peserta yang ikutinya. Misal Latsar Golongan III Angkatan I, Latsar Golongan II angkatan II, dan lain sebagainya.
Aturan itu tidak hanya mengubah istilah Prajab menjadi Latsar saja, melainkan juga mengubah kandungan materi yang diajarkan selama kegiatan berlangsung. Jika sebelumnya penekanan materinya itu hanya pada ANEKA saja, namun pada kali ini peserta latsar mendapatkan tambahan baru, yakni wawasan kebangsaan dan bela negara, serta tambahan materi tentang Managemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government.
Secara umum, ada tiga agenda penting dalam kegiatan Latsar CPNS. Pertama, sikap p rilkaku bela negara. Pada agenda ini, peserta Latsar CPNS dikenalkan perihal wawasan kebangsaan dan bela negara. Biasanya, materi ini disampaikan oleh TNI. Kedua, nilai-nilai dasar PNS. Kandungan materi yang kedua ini ialah akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Antikorupsi (ANEKA). Agenda ketiga, yaitu perihal Kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Materi dipelajari pada agenda ketiga ini tentang managemen ASN, pelayanan publik, dan Whole of Government.
Selain itu, dalam setiap prajab maupun latsar CPNS, semua peserta wajib membuat program aktualisasi. Namun yang membedakan antara program aktualisasi prajab dan latsar ialah pada sisi waktu dan lokasi pengerjaannya. Jika prajab hanya membuat program aplikasi di lokasi pelatihan, sedangkan latsar CPNS harus membuat lantas dilakukan di satuan kerja masing-masing. Artinya, peserta dikembalikan ke satkernya lalu menjalankan program akutalisasi yang telah dibuatkan. Pada masa ini disebut dengan agenda habituasi.
Dengan pola Latsar CPNS yang baru ini, maka jam pelajaran dan masa pelatihan menjadi lebih panjang. Sebab, untuk habituasi saja membutuhkan waktu sekitar 80-an hari, sedangkan selama mengikuti teori di dalam kelas dan diasramakan sekitar 30-an hari.  
Buat yang baru diterima menjadi CPNS dan akan memasuki masa Latsar CPNS, saran saya ialah tidak perlu bingung. Lebih jalani saja masa-masa di asrama selama sebulan lebih itu dengan santai dan mengeratkan hubungan dengan teman-teman lainnya. Hanya dengan itulah dirimu akan betah berada di asrama selama itu. []

Senin, 19 Maret 2018

Pembobolan Rekening dengan Registrasi Kartu GSM. Mengapa?

Saya agak heran dengan kemampuan berlebih pengguna gawai dan pemanfaat internet era digital ini. Ada banyak informasi di internet yang bisa digali, namun lebih percaya pada info yang disebarkan melalui pesan berantai pada aplikasi pesan singkat maupun media sosial lainnya. Info itu kemudian digulirkan ke teman dan grup-grup di tempat lain.

Ilustasi saja
Beberapa hari lalu, ada pesan bergambar masuk dalam grup WA yang saya ikuti. Gambar itu berisi dua informasi. Pertama adalah potongan foto bagian depan halaman koran Jawa Pos yang berisi berita dengan judul “Saldo Nasabah Hilang Misterius”. Lalu ada keterangan di bagian bawahnya, “Yang punya rekening di Bank BRI harap dicek saldonya terutama yang sudah registrasi kartu HP yang pakai KK dan NIK. Di beberapa wilayah Sumatera banyak nasabah yang kehilangan saldonya dari 5 jt, 20 jt, 40 juta. Bahkan ada yang saldonya tinggal 100 ribu. Tabungan tani juga ada yang kena 5 juta.”

Itulah pesan dalam pesan yang dapat hingga perlu menuliskan di sini. Ya, terkait dengan info pada gambar itu, ada dua informasi besar yang sedang berkembang, yakni ada keluhan nasabah BRI di Kediri yang kehilangan uang dalam rekeningnya dan perihal dampak registrasi kartu GSM prabayar yang bisa membuat informasi pribadi terbuka dan digunakan untuk pembobolan rekening.

Nah, diskusi perihal kartu prabayar itulah paling banyak mendapatkan perhatian warganet. Hal ini tak lain karena pemerintah telah mewajibkan registrasi ulang kartu itu. Ada berbagai alasan yang diberikan pemerintah, beberapa di antaranya untuk menghindari tindak kriminal karena penyalahgunaan kartu, rasio jumlah pengguna yang  sebanding, dan persaingan sehat di antara operator penyedia jasa telekomunikasi.

Sementara itu, tidak sedikit yang menolak kebijakan baru itu dengan berbagai argumentasi yang diajukan, antaranya merepotkan dan menyulitkan sebab adanya pembatasan dan seringnya terjadi kegagalan ketika registrasi; dan –ini yang paling ramai— rekaman data itu justru hanya akan membongkar data dari pengguna yang bisa dimanfaatkan pihak lain, apalagi rekaman data itu tidak di simpan di Indonesia, melainkan negeri asing.

Yang terakhir ini seakan mendapatkan kebenaran argumen dengan adanya kasus pembobolan rekening nasabah BRI yang bermula di Kediri sebagaimana diberitakan media-media nasional. Dengan sendirinya, berita perihal adanya kehilangan uang di rekening itu pun mendapatkan perhatian, meski kala itu masih dilakukan penyidikan dan penyelidikan oleh pihak BRI maupun aparat penegak hukum. Seakan ingin menunjukan fakta dari argumentasi dampak negatif dari registrasi kartu karena data bisa disalahgunakan oleh pihak lain, maka dengan demikian pesan berantai berita nasabah kehilangan dana tabungan itupun mendapatkan perhatian lebih. Wow....

Yang tidak kalah menariknya, konten berita dan keterangan dari penulisnya yang menjadi bagian lain dari berita itu seakan memiliki korelasi argumentatif rasional. Maka, betullah bahwa registrasi kartu prabayar itu hanya akan membuat kerugian saja.

Nah, celakanya, seringkali kita tidak memeriksa kembali kabar itu bila sejak dalam pikiran, kita telah bersepakat bahwa registrasi kartu prabayar itu justru bisa menimbulkan penyalahgunaan data pelanggan. Jadilan pesan itu dikirimkan ke grup-grup WA yang diikuti dan juga teman-teman yang terdaftar dalam kontaknya. Padahal, antar konten dan katerangan tambahan di luar koran itu sangatlah tidak nyambung. Hal serupa kerap terjadi pada info-info yang seringkali kebenaran faktual tidak sama dengan kebenaran interpretatifnya. Fakta apapun selalu menimbulkan bias untuk setiap interpretasi karena ia sangat bergantung dengan latarbelakang pengetahuan dari si penafsir.

Belakang diketahui bahwa hilangnya dana beberapa nasabah BRI itu adalah akibat tindak kejahatan yang dalam dunia kejahatan keuangan dan perbankan disebut dengan skimming, yakni kejahatan bidang perbankan dan keuangan yang dilakukan dengan cara merekam data seseorang dalam ATM lalu digandakan pada kartu ATM kosong lainnya. Pelaku skimming dari bobolnya dana nasabah BRI itu sudah ditangkap oleh kepolisian. Hingga tulisan ini dibuat, terdapat lima orang Warga Negara Asing yang melakukan tindak kriminal skiming itu dan saat ini masih dalam proses penyidikan. []

Kamis, 08 Februari 2018

Mengubah Paradigma Kampanye Konvensional

Tulisan ini sebanarnya dibuat ketika media sosial belum semarak karena ini tulisan ketika masih kuliah dulu. Dari pada dibuang, dan berkenaan dengan momentum pemilukada serentak 2018 serta menjelang pemilu 2019, maka saya terbitkan saja di blog ini.
Silahkan saja simak bila berkenan. Mudah-mudahan bermanfaat.

Ilustrasi Bendera Partai


Dalam setiap momentum pemilu, baik pemilu legislatif, pemilu presiden maupun pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung ini, kampanye adalah bagian penting untuk menarik simpati masyarakat (pemilih). Maka wajar kalau para calon yang bertarung dalam pilkada saat ini berlomba-lomba untuk mendatangkan massa sebanyak-banyak.

Sayangnya, pelaksanaan kampanye masih belum dijadikan media untuk mengaktualisasikan visi dan misi seorang calon kepada konstituennya, terutama masyarakat pemilih. Para kontestan politik (baca: calon pilkada) masih menjadikan kampanye sebagai media untuk memamerkan kekuatan massa (show of force).

Hal ini bisa kita saksikan dalam beberapa kegiatan kampanye yang masih bersifat mobilize oriented. Misalnya, arak-arakan massa, konvoi di jalan-jalan, pawai keliling yang sifatnya tidak mendidik. Model kampanye seperti ini sangat rentan terjadinya konflik dan ketegangan di akar rumput, gangguan keamanan dan ancaman kecelakaan lalu lintas sangat besar. Lebih mengkawatirkan lagi ketika pelaksanaan kampanye banyak melibatkan anak-anak di dalamnya.

Pelibatan anak-anak dibawah umur dalam kampanye pilkada jelas mencerminkan gagalnya pendidikan politik (civic education) di tingkat greesroot. Para kandidat calon lebih senang dan bangga ketika saat berkampanye dipenuhi (dibanjiri) oleh ribuan massa yang datang, termasuk di dalamnya pelibatan anak-anak dibawah umur. Terlepas apakah massa yang datang itu karena faktor mobilisasi atau sengaja digerakkan atau memang karena kesadaran politik.

Mestinya para kandidat calon mampu memberikan pendidikan politik yang sehat kepada masyarakat bukan saling show of force. Sehingga kedepan kesadaran berpolitik masyarakat lebih dewasa dan rakyat tidak mudah untuk dimobilisasi dan dipolitisasi hanya untuk kepentingan politik sesaat.

Karena gagalnya pendidikan politik itu pula masyarakat kemudian mudah dimanipulasi, dimobilisasi dan diiming-imingi janji-janji (palsu) untuk menarik simpati masyarakat agar memenangkan dalam proses pemilihan. Kondisi seperti inilah yang selalu mewarnai proses kampanye dari waktu ke waktu.

Akibatnya, rakyat masih menjadi entitas yang terpisah dari pemimpinnya, rakyat belum menjadi bagian penting dalam proses regulasi politik di tingkat lokal. Rakyat dibutuhkan ketika ada hasrat politik (jabatan dan kekuasaan) yang ingin dicapai. Setelah hasrat politik itu tercapai rakyat sengaja ditinggalkan dan diletakkan dalam posisi politik yang marginal.

Jika para kandidat calon dalam pilkada masih menyuguhkan model-model kampanye yang bersifat primitif, tradisional, dan konvensional, kedepan rakyat tidak akan menjadi partisipan politik yang kritis, cerdas dan otonom dalam setiap momentum pemilu dan pilkada. Rakyat hanya sebagai proses legitimasi terhadap proses suksesi kepemimpinan yang sedang berlangsung.

Merubah Model Kampanye
Karena selama ini kampanye masih bersifat mobilize oriented, praktis dalam beberapa kegiatan kampanye yang telah dan akan dilaksanakan di hampir seluruh daerah yang akan melangsungkan pilkada tidak terjadi komunikasi yang kondusif, dialogis dan partisipatif antara pasangan calon dengan masyarakat pemilih.

Komunikasi antarkeduanya bersifat monolog dan searah. Rakyat sebagai pendengar dan kandidat pasangan calon sebagai pihak penceramah. Kampanye model seperti ini aspek pendidikan politik (civic education) bagi rakyat tidak ada. Sehingga setelah selesai pelaksanaan kampanye tidak ada aspek positif yang bisa dijadikan pegangan oleh rakyat untuk dijadikan kajian dan bahan diskursus tentang “sesuatu hal” untuk mengukur kapabilitas seorang calon ketika kelak terpilih dalam pilkada.

Yang tampak hanya luapan-luapan emosional sesaat seorang pendukung kepada calon yang didukung. Luapan-luapan emosional ini kadang mengarah kepada hal-hal yang sifatnya destruktif, misalnya, menjelek-jelekkan calon lain, merobek atribut dan poster calon lain dan sebagainya.

Sudah saatnya kita harus menemukan format baru dalam berkampanye. Kalau selama ini lebih mengandalkan kekuatan massa karena sifat kampanye adalah mobilize oriented maka model kampanye harus lebih dialogis dan partisipatif dengan model dialog. Misalnya melalui forum-forum ilmiah, diskusi publik dan seminar-seminar.

Dengan model kampanye yang bersifat dialog, antara rakyat pemilih dengan pasangan calon terjadi komunikasi yang sehat. Rakyat bisa mengetahui lebih jauh tentang visi, misi seorang calon, termasuk program kerja yang akan dijalankan. Rakyat juga bisa mengkritisi terhadap pasangan calon dan sebaliknya, pasangan calon tersebut bisa mengambil masukan dan saran langsung dari masyarakat.

Dengan demikian, akan terjadi kontrak sosial (social contract) antara rakyat dengan pasangan calon itu. Ketika rakyat tertarik dengan program kerja dan visi misi yang ditawarkan oleh pasangan calon rakyat tidak akan ragu lagi untuk memilihnya. Dengan kata lain, pilihan politik masyarakat dalam pilkada bukan didasarkan pertimbangan pragmatis dan opurtunis tetapi lebih didasarkan pada pertimbangan rasional (nurani).

Selain itu, model kampanye seperti ini, aspek pendidikan politik kepada masyarakat lebih terasa dibadingkan model kampanye yang hanya mengandalkan mobilisasi massa dalam jumlah banyak. Sebab, rakyat bukan menjadi objek yang pasif tetapi menjadi objek yang aktif.

Kalau kampanye dengan model dialogis seperti ini yang diutamakan oleh masing-masing kandidat pasangan calon, maka tidak akan ada keterlibatan anak-anak dibawah usia dalam kampanye. Massa yang terlibat dalam kampanye adalah mereka yang memiliki tingkat intelektualitas tinggi.