Saat ini banyak dosen ataupun publ
isher karya ilmiah
mensyaratkan kemiripan (similarity) yang rendah. Ada yang membuat patokan
maksimal 30% 20% bahkan ada yang 10%. Apabila kemiripan itu melebihi ambang
batas yang ditetapkan, maka akan ditolak oleh pihak pengelola jurnal ataupun
kampus. Patokan angka persentase itu hanyalah sebagai pedoman agar sebuah karya
tulis bebas dari penjiplakan. Dalam dunia penulisan, ide bisa jadi sama, namun
cara menyampaikan dalam bentuk tulisannya tidaklah sama. Selamat dengan
pepatah, banyak jalan menuju Roma.
Mengetahui angka kemiripan ini cukup Gambang sebab sudah
banyak aplikasinya, baik berbayar ataupun yang gratisan. Yang cukup terkenal di
kalangan dunia kampus dan penerbit ialah Turnitin, plagiarisme checker X,
Grammerly dan lainnya. Ada juga aplikasi pengecekan similarity yang berbasis
browser-bisa dicari sendiri melalui mesin pencarian. Intinya, aplikasi itu akan
memudahkan dan cukup membantu dalam mengetahui tingkat kemiripan tulisan kita
dengan tulisan orang lain.
Apabila suatu kalimat terindikasi sama dengan karya orang
lain yang sudah pernah diterbitkan atau dipublikasikan maka penulis dianggap
melakukan plagiat. Maka, setiap penulis wajib melakukan perbaikan naskahnya.
Istilahnya yang cukup populer di kalangan penulis ialah parafrase. Parafrase
ialah mengubah bentuk kalimat dan atau paragraf menjadi kalimat baru namun
dengan maksud atau ide pokok yang sama. Bagi sebagian orang, melakukan
parafrase tidaklah terlalu rumit dibandingkan harus membuat ide baru. Tetapi
bagi sebagian orang lainnya, melakukan parafrase adalah sama sulitnya dengan
membuat paragraf baru dengan ide baru.
Menariknya, di era teknologi digital ini, sudah banyak
aplikasi yang menawarkan perbaikan kalimat atau paragraf dengan berbasis
aplikasi. Artinya, perbaikan itu dilakukan oleh mesin, bukan lagi otak manusia
yang menjadi penulis naskahnya. Cara kerjanya juga cukup gampang, yakni hanya
perlu menyalin (copy) tulisan lalu lekatkan (paste) pada aplikasi yang
digunakan. Hasilnya akan terlihat beberapa kata yang berwarna-warni atau
bergaris sebagai tanda telah terjadi perubahan. Kehebatan teknologi ini patut
kita acungi jempol karena bisa membantu dan memudahkan dalam kerja-kerja tulis
menulis.
Sebenarnya, cara kerja mesin ini sederhana, yakni akan
menawarkan kata yang sepadan dengan kata yang kita gunakan di kalimat asli.
Sebagai contoh kata "pekerjaan" menjadi "perbuatan". Itulah
yang dilakukan oleh mesin, menawarkan padanan kata dari yang telah dituliskan.
Ada juga yang menjadikan kata tak baku menjadi baku. Artinya aplikasi ini cukup
membantu bagi yang ingin memperbaiki kalimat secara praktis.
Oke. Artinya tingkat kesamaan atau kemiripan tulisan kita
bisa teratasi. Bahkan mungkin bisa lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya
sebab tidak mungkin bisa bebas seratus persen darinya. Namun, apakah perbaikan
yang dilakukan mesin aplikasi itu hasilnya baik? Nah, inilah yang pelik.
Menjawabnya pun tidak gampang.
Beberapa kali saya sendiri mencoba menggunakan aplikasi
parafrase itu untuk memperbaiki beberapa kalimat dalam tulisan dan untuk
mendapatkan padanan kata yang lebih sesuai. Dari percobaan itu saya mendapati
dua simpulan. Pertama, kalimat hasil parafrase itu tidak sesuai dengan maksud
atau ide yang ingin saya sampaikan. Sebab, terkadang tawaran kata yang
diberikan tidak sesuai atau kurang bisa digandeng dengan kata lain dalam satu
kalimat. Konteks tulisannya sering tidak dapat maknai secara utuh. Misalnya,
ada satu kata yang identik dalam bidang keilmuan tertentu, masuk dalam artikel
kita yang beda bidang pula. Kedua, ada upaya dari mesin untuk mengganti hampir
semua kata kerja yang kita gunakan. Dampaknya ya sama, yakni kalimat hasil
olahan parafrase itu membingungkan dan bikin ambigu.
Beberapa kali saya memeriksa karya mahasiswa, baik makalah
ataupun tugas akhir, menemukan keambiguan dalam kalimat dan paragrafnya setelah
ia mencoba memperbaiki menggunakan aplikasi parafrase. Saya bingung dengan
kalimat yang ditulisnya itu. Dan parahnya, dia baru menyadarinya ketika saya
baca dan tanyakan maksud dari kalimat itu. Hal serupa pun masih saya temukan
pada tulisan teman sejawat ketika minta diperiksakan. []