Ada satu kolom wajib isian yang tidak boleh dilewatkan oleh setiap pelamar beasiswa LPDP, khususny yang melamar S3 atau doktoral, yakni kolom komitmen kembali ke Indonesia dan sumbangsih untuk negeri setelah selesai studi. Kolom ini ada di bagian akhir pengisian di tahapan ketiga. Lebih tepatnya di bagian dokumen. Posisinya di bagian paling bawah.
Nah, saya mengingatkan agar pelamar LPDP tidak
mengklik “Submit Pendaftaran” di penghujung waktu karena apabila ada berkas yang
kurang, itu akan sangat merepotkan. Sebaiknya, coba saja dulu klik “Submit
Pendaftaran” agar tahu apa saja yang dinilai kurang oleh sistem LPDP, sehingga
kita bisa memperbaiki dan punya cukup waktu untuk memperbaikinya.
Baca juga: Bisakah Orang Asia (Indonesia) Berpikir?
Sengaja saya bagikan tulisan tentang kiat dan
tips menulis kolom itu karena awalnya saya abaikan saja sebab saya mengambil
kulian di dalam negeri. Saya menyangka tidak perlu membuat komitmen itu karena
saya tidak keluar negeri. Namun nyatanya, ketika submit pendaftaran, saya
dinyatakan tidak memenuhi berkas persyaratan karena isian di kolom ini kurang
dari 1500 kata. Lihat gambar di atas.
Wow.... 1500 kata itu tentu tidak sedikit.
Kalau ditulis dengan spasi satu di kertas ukuran A4, itu sekitar tiga halaman.
Menulis tiga halaman tentu terasa banyak sekali bagi yang belum terbiasa.
Bahkan bagi yang sudah terbiasa pun, menulis untuk keperluan ini juga akan
terasa sulit. Mengapa sulit, karena kita dimintai komitmen sumbangsih.
Bagi saya, tulisan bagian ini adalah janji
yang memang nanti akan direalisasikan. Saya tidak menganggap esai di bagian ini
sebagai formalitas belaka. Bagi saya, setiap tulisan dan sesuatu yang saya
tuliskan di esai adalah perwujudan dari diri saya. Ops.... curhat nih. Hehehe
Oke. Kembali ke topik. Karena menuliskan esai
tentang komitmen dan sumbangsih itu terbilang banyak, maka kita perlu punya
nafas panjang untuk menulis. Saya sempat mengalami kemandegkan atau terhenti
sejenak. Mungkin ini imbas ketika mengisi di kolom “Penilaian Diri” yang super
singkat dan padat.
Namun, setelah saya baca draf yang tertulis,
saya baru kembali menemukan ritme untuk memperpanjang tulisan itu tanpa
mengurangi subtansinya. Inilah kiatnya.
1. Tuliskan yang realistis dan apa adanya
saja. Mengapa? Bisa jadi nanti hal itu akan diavaluasi ketika kita sampai di
tahapan wawancara atau interview.
2. Buatlah kalimat yang tegas, lugas dan
jelas. Perhatikan penulisan sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia
yang baik. Gampangnya, sesuai SPOK aja yaa...
3. Buatlah sub judul agar lebih memudahkan
ketika berpindah topik. Kalau saya, saya bagi jadi tiga bagian.
4. Buatlah tulis kasar atau semacam drafnya
dulu. Bisa juga dengan menumpahkan ide-ide pokok di kertas tulisan Anda.
Untuk tipsnya, silakan simak uraian di bawah
ini.
1. Saya membuat tiga bagian isi tulisan, yakni
tentang komitmen kembali ke tanah air, komitmen diri dan baru membahas tentang rencana
sumbagsih.
2. Komitmen kembali ke tanah air teta saya
tulis karena saya berharap selama proses belajar di dalam negeri, saya juga
berkesempatan belajar keluar negeri, baik pertukaran dari kampus ataupun ikut
seminar. Sehingga ketika, saya tuliskan sajalah unek-unek yang ada dalam
pikiran saya. Ini contohnya:
“Karena kampus ini berada di dalam negeri,
tentu komitmen saya untuk kembali ke Indonesia tidak perlu diragukan lagi sebab
saya tidak memilih kuliah di luar negeri. Meski demikian, apabila saya menjadi
penerima Beasiswa LPDP, saya berharap berkesempatan untuk belajar keluar negeri
selama proses belajar di dalam negeri, baik itu melalui pertukaran pelajar
ataupun ikut seminar. Diakui atau tidak, jejaring dengan dunia internasional
sangatlah penting demi membuka cakrawala ilmu pengetahuan serta mempercepat
transformasi keilmuan di dalam negeri.”
Baca juga: Berkenalan dengan Mazhab Frankfurt dan Teori Kritisnya
3. Terus bagian Komitmen diri. Sebelum saya
menuliskan sumbangsih, saya lebih memilih untuk menceritakan komitmen-komitmen
yang saya buat untuk diri saya sendiri. Tidak perlu muluk-muluk, cukup yang
realistis saja. Penulisan komitmen diri saya bagi berdasarka bidang keilmuan,
pekerjaan, dan peminatan lainnya. Contohnya, misalnya apa komitmen seagai sebagai
ASN, apa komitmen sebagai guru ataupun tenaga kependidikan, apa komitmen
terhadap daerah sendiri. Silakan diceritakan dulu di sini.
4. Kemudian barulah tuliskan sumbangsih.
Cerita sumbangsih ini tentu harus nyambung dengan komitmen diri yang dibuat di
atas. Kalau nulisnya tidak nyambung, mudah sekali bagi penguji untuk mengetahui
keseriusan kita dalam berkomitmen dan memberikan sumbangsih setelah studi
nanti.
5. Jika Anda memilih beasiswa Afirmasi, khususnya
dari daerah 3T, jangan lupa memberikan porsi untuk daerah Anda lebih banyak.
Sebab, cara paling gambang bersumbangsih bagi kemajuan daerah ialah dari yang
paling dekat dengan kita, ya tentu lingkungan dan daerah kita sendiri.
Nah, demikianlah kiranya ulasan ini dengan
harapan bisa membantu teman-teman yang akan Submit Beasiswa LPDP. Tetap
semangat dan jangan mudah putus asa.