Snorkeling di Pulau Petong, Mengapa Tidak? (1)

Pulau Petong ini berada di sisi selatan Batam. Lebih kurang perjalanan satu setengah jam dari titik keberangkatan kami di Kepri Mall hingga sampai di jembatan enam. Tentu saja, kita akan melewati jambatan satu Barelang yang telah menjadi ikon Batam.

Rasakan Sejuk Air Gunung Daik di Resun

Air terjun Resun, begitu nama yang dilebelkan untuk air terjun yang terletak di desa Resun itu. Airnya mengalir dari pengunungan di tanah Lingga. Air terjun Resun ialah satu di antara sekian banyak aliran air terjun dari gunung Daik.

Kampung Boyan di Dabo Singkep

Para perantau ini seringkali meninggalkan jejak berupa nama kampung, yakni Kampung Boyan. Nah, itulah yang menjadi pijakan, tradisi rantau warga Bawean memiliki jejak, baik berupa nama maupun tradisi. Di Dabo Singkep, terdapat juga sebuah kampung bernama Kampung Boyan.

Menikmati Keindahan Masjid Agung Natuna

Masjid ini memang megah. Bahkan termegah yang ada di Kepri. Sebab itu, masjid ini selalu terlihat sangat cantik dari berbagai sisinya. Anda bisa mencari berbagai foto menarik masjid ini di internet. Saya sungguh kagum.

Puasa dan Pembebasan Sosial

Puasa mempunyai konteks tanggungjawab pribadi dan juga tanggungjawab sosial. Karenanya, dalam berpuasa, disamping mewujudkan kesalehan vertikal kepada Allah, juga untuk mewujudkan kesalehan herisontal kepada sesama manusia dan mahluk Allah.

Tampilkan postingan dengan label Celoteh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Celoteh. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 Desember 2022

Kriteria dan Syarat penerima bantuan STB (Set Top Box)

Tampilan siaran TV Digitalisasi di daerah Kecamatan, Kab. Bintan di musim piala Dunia. 


Set Top Box atau yang disingkat STB ini lagi banyak dicari masyarakat seiring dengan kebijakan pemerintah mematikan siaran televisi analog. STB ini adalah alat penangkap sinyal UHF yang kemudian dikonversi menjadi siaran televisi digital. Untuk televisi yang sudah berjenis smart TV, tidak perlu lagi pakai alat ini. 

Nah, saat ini pemerintah telah membagikan  STB itu secara gratis. Berikut kriteria dan syarat penerimanya. 


Kriteria penerima bantuan STB


1. Terdaftar sebagai Rumah Tangga miskin Calon Penerima Bantuan STB 


2.Memiliki pesawat televisi analog dan menikmati siaran televisi terrestrial


3. Lokasi rumah berada pada cakupan wilayah layanan siaran televisi digital terrestrial

Beragam merk untuk peawaran 
STB di Pasar online


Persyaratan penerima bantuan STB


1.Ruta miskin bersedia menerima bantuan STB.


2.Satu Ruta miskin hanya menerima satu bantuan STB


===

Jika ingin mendapatkan Set Top Box (STB) gratis, bisa menghubungi nomor telepon 159 atau chat bot WhatsApp di nomor wa.me/+628118202208


Informasi seputar STB juga dapat diakses melalui: https://cekbantuanstb.kominfo.go.id/ 


Dengan Cara:

a. Membuka website https://cekbantuanstb.kominfo.go.id/


b. Memasukkan NIK dan kode captcha pada kolom yang tersedia,


c. Klik “Pencarian"


===


Informasi seputar ASO & STB juga dapat diakses melalui

situs:

1. https://siarandigital.kominfo.go.id/

2. https://linktr.ee/migrasitvdigital

Selasa, 30 Juni 2020

Pembangunan Kampus Tak Boleh Terlalu Maju

Suatu ketika Pak De berkerut kening mendengar cerita Pak Cik yang hendak urun pemikiran perihal masa depan kampus tempat dia bekerja. Dengan seksama, Pak De terus menyimak sembari melirikkan mata ke atas. 

Ya, Pak De sedang membayangkan pembangunan imajinatif yang disampaikan Pak Cik. Namun Pak De masih merasa pelik dan segera memberikan komentar seperti biasa. 

"Nape mike (kamu, red) diam saja," tiba-tiba Pak Cik bertanya, "biasanya mike cepat saja balas cakap aku?!" 

"Aku sedang membayangkan imajinasi pembangunan yang kamu ceritakan," kata Pak De yang masih memang muka serius.

Pak Cik pun menceritakan ide lagi. Ia berkata bahwa pembangunan kampus ini harus maju. Kampus ini tidak boleh hanya seperti saat ini saja. Apalagi, kata dia, sebenarnya tanah kampus ini masih cukup luas dan harus dimaksimalkan untuk pembangunan ke depan. Sudah saatnya pimpinan dan seluruh orang di kampus ini berpikir pembangunan kampus maju ke depan.

"Kan ide ku bagus. Bagaimana menurut kamu?" Tanya Pak Cik lagi.

Pak De masih tetap menunjukan sikap seriusnya. Sampai-sampai Pak Cik dah malas nak layan obrolan itu lagi karena sikap Pak De.

"Gini lo Pak Cik. Aku ini kayaknya gak setuju dengan ide atau imajinasi mu itu," kata Pak De. Sontak saja Pak Cik balik badan dan hendak duduk lagi, padahal ia sudah berniat beranjak dari tempat ngobrol itu.

"Menurutku, ide mu itu terlalu berbahaya. Ada banyak dampak negatif atau mudhorotnya daripada manfaatnya," ujar Pak De. 

Nah, kini giliran Pak Cik pula yang berkerut kening. Ia merasa heran bila idenya itu dianggap mengandung mudhorot. 

Pak De lalu menjelaskan buat pikiran hasil mengerutkan kening. Menurut Pak De, setidaknya ada dua dampak bila ide Pak Cik diwujudkan dalam pembangunan kampus. Pertama, masyarakat sekitar akan marah dah bahkan sangat marah sekali bila pembangunan kampus ini terlalu maju ke depan. Sebab, masyarakat di sekitar kampus akan menjadi lebih sulit dan mereka akan merasa terhalangi dan tertinggal oleh sebab pembangunan kampus. 

Kedua, kampus akan dicap sebagai institusi yang tidak sesuai dengan lembaga pendidikan. Nah, dampak ini tentu akan membikin citra negatif bagi kampus. Akibatnya, kamu justru akan sepi peminat. Masyarakat sekitarnya tidak lagi mau memasukkan anaknya di kampus.

"Dan yang ketiga, pemimpin yang mau mewujudkan ide itu mu adalah pemimpin yang paling tidak bijak. Contoh pemimpin yang tak patut ditiru. Makanya, jangan kowe (kamu) sampaikan idemu kepada siapapun," kata Pak De mengakhiri hasil analisanya.

Kini giliran Pak Cik pula yang kerut kening, bahkan jeritannya lebih tebal dari yang awal. Dan Pak Cik masih mencoba memahami pendapat Pak De yang dinilainya aneh. Tapi mau bagaimana juga, beda pendapat itu memang hal biasa, namun bagi Pak Cik, kita perlu mencernanya dengan baik sisi perbedaan itu agar ditemukan titik persamaan.

"Aku tak paham lah, cem mana pula bisa jadi mudhorot? Kampus ini kan memang perlu dibangun. Gedung yang sekarang ini saja sudah tidak cukup untuk belajar mengajar," Pak Cik mencoba menyanggah.

"Gini lo Pak Cik, tanah kampus ini memang luas. Gedungnya juga baru satu. Ya, betul memang harus dibangun," kata pak De.

"Ya, terus dimana salahnya?" Tanya Pak Cik mencoba menelisik lebih dalam lagi. 

Pak De pun menjelaskan lagi. "Gini lo. Aku tahu tanah kampus ini luas. Tapi menurutku, pembangunan kampus ini tidak boleh terlalu maju. Di depan kampus kita itu jalan lintas provinsi yang menghubungkan kabupaten dan kota. Di jalus lintas ini juga kendaraan berat lewat. Loh, kalau pembangunan kampus terlalu maju ke depan dengan memaksimalkan tanah, ya tentu jalan raya itu jadi tertutup. Dampaknya, ya kayak yang saya sampaikan tadi. Gitu loh Pak Cik."

"Ah, sialan lab Pak De nig," keluhnya.