Snorkeling di Pulau Petong, Mengapa Tidak? (1)

Pulau Petong ini berada di sisi selatan Batam. Lebih kurang perjalanan satu setengah jam dari titik keberangkatan kami di Kepri Mall hingga sampai di jembatan enam. Tentu saja, kita akan melewati jambatan satu Barelang yang telah menjadi ikon Batam.

Rasakan Sejuk Air Gunung Daik di Resun

Air terjun Resun, begitu nama yang dilebelkan untuk air terjun yang terletak di desa Resun itu. Airnya mengalir dari pengunungan di tanah Lingga. Air terjun Resun ialah satu di antara sekian banyak aliran air terjun dari gunung Daik.

Kampung Boyan di Dabo Singkep

Para perantau ini seringkali meninggalkan jejak berupa nama kampung, yakni Kampung Boyan. Nah, itulah yang menjadi pijakan, tradisi rantau warga Bawean memiliki jejak, baik berupa nama maupun tradisi. Di Dabo Singkep, terdapat juga sebuah kampung bernama Kampung Boyan.

Menikmati Keindahan Masjid Agung Natuna

Masjid ini memang megah. Bahkan termegah yang ada di Kepri. Sebab itu, masjid ini selalu terlihat sangat cantik dari berbagai sisinya. Anda bisa mencari berbagai foto menarik masjid ini di internet. Saya sungguh kagum.

Puasa dan Pembebasan Sosial

Puasa mempunyai konteks tanggungjawab pribadi dan juga tanggungjawab sosial. Karenanya, dalam berpuasa, disamping mewujudkan kesalehan vertikal kepada Allah, juga untuk mewujudkan kesalehan herisontal kepada sesama manusia dan mahluk Allah.

Minggu, 27 Agustus 2023

Angka Plagiat Turun, Tapi Pusing Bacanya


Kebutuhan penulisan karya ilmiah saat ini semakin meningkat khususnya di kalangan dosen, guru dan mahasiswa. Karya ilmiah menjadi salah satu syarat wajib untuk setiap dosen guru yang hendak mengajukan kenaikan pangkat. Sedangkan untuk mahasiswa karya ilmiah umumnya menjadi salah satu syarat untuk kelulusan seperti skripsi tesis dan disertasi.

Saat ini banyak dosen ataupun publ
isher karya ilmiah mensyaratkan kemiripan (similarity) yang rendah. Ada yang membuat patokan maksimal 30% 20% bahkan ada yang 10%. Apabila kemiripan itu melebihi ambang batas yang ditetapkan, maka akan ditolak oleh pihak pengelola jurnal ataupun kampus. Patokan angka persentase itu hanyalah sebagai pedoman agar sebuah karya tulis bebas dari penjiplakan. Dalam dunia penulisan, ide bisa jadi sama, namun cara menyampaikan dalam bentuk tulisannya tidaklah sama. Selamat dengan pepatah, banyak jalan menuju Roma.

Mengetahui angka kemiripan ini cukup Gambang sebab sudah banyak aplikasinya, baik berbayar ataupun yang gratisan. Yang cukup terkenal di kalangan dunia kampus dan penerbit ialah Turnitin, plagiarisme checker X, Grammerly dan lainnya. Ada juga aplikasi pengecekan similarity yang berbasis browser-bisa dicari sendiri melalui mesin pencarian. Intinya, aplikasi itu akan memudahkan dan cukup membantu dalam mengetahui tingkat kemiripan tulisan kita dengan tulisan orang lain.

Apabila suatu kalimat terindikasi sama dengan karya orang lain yang sudah pernah diterbitkan atau dipublikasikan maka penulis dianggap melakukan plagiat. Maka, setiap penulis wajib melakukan perbaikan naskahnya. Istilahnya yang cukup populer di kalangan penulis ialah parafrase. Parafrase ialah mengubah bentuk kalimat dan atau paragraf menjadi kalimat baru namun dengan maksud atau ide pokok yang sama. Bagi sebagian orang, melakukan parafrase tidaklah terlalu rumit dibandingkan harus membuat ide baru. Tetapi bagi sebagian orang lainnya, melakukan parafrase adalah sama sulitnya dengan membuat paragraf baru dengan ide baru.

Menariknya, di era teknologi digital ini, sudah banyak aplikasi yang menawarkan perbaikan kalimat atau paragraf dengan berbasis aplikasi. Artinya, perbaikan itu dilakukan oleh mesin, bukan lagi otak manusia yang menjadi penulis naskahnya. Cara kerjanya juga cukup gampang, yakni hanya perlu menyalin (copy) tulisan lalu lekatkan (paste) pada aplikasi yang digunakan. Hasilnya akan terlihat beberapa kata yang berwarna-warni atau bergaris sebagai tanda telah terjadi perubahan. Kehebatan teknologi ini patut kita acungi jempol karena bisa membantu dan memudahkan dalam kerja-kerja tulis menulis.

Sebenarnya, cara kerja mesin ini sederhana, yakni akan menawarkan kata yang sepadan dengan kata yang kita gunakan di kalimat asli. Sebagai contoh kata "pekerjaan" menjadi "perbuatan". Itulah yang dilakukan oleh mesin, menawarkan padanan kata dari yang telah dituliskan. Ada juga yang menjadikan kata tak baku menjadi baku. Artinya aplikasi ini cukup membantu bagi yang ingin memperbaiki kalimat secara praktis.

Oke. Artinya tingkat kesamaan atau kemiripan tulisan kita bisa teratasi. Bahkan mungkin bisa lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya sebab tidak mungkin bisa bebas seratus persen darinya. Namun, apakah perbaikan yang dilakukan mesin aplikasi itu hasilnya baik? Nah, inilah yang pelik. Menjawabnya pun tidak gampang.

Beberapa kali saya sendiri mencoba menggunakan aplikasi parafrase itu untuk memperbaiki beberapa kalimat dalam tulisan dan untuk mendapatkan padanan kata yang lebih sesuai. Dari percobaan itu saya mendapati dua simpulan. Pertama, kalimat hasil parafrase itu tidak sesuai dengan maksud atau ide yang ingin saya sampaikan. Sebab, terkadang tawaran kata yang diberikan tidak sesuai atau kurang bisa digandeng dengan kata lain dalam satu kalimat. Konteks tulisannya sering tidak dapat maknai secara utuh. Misalnya, ada satu kata yang identik dalam bidang keilmuan tertentu, masuk dalam artikel kita yang beda bidang pula. Kedua, ada upaya dari mesin untuk mengganti hampir semua kata kerja yang kita gunakan. Dampaknya ya sama, yakni kalimat hasil olahan parafrase itu membingungkan dan bikin ambigu.

Beberapa kali saya memeriksa karya mahasiswa, baik makalah ataupun tugas akhir, menemukan keambiguan dalam kalimat dan paragrafnya setelah ia mencoba memperbaiki menggunakan aplikasi parafrase. Saya bingung dengan kalimat yang ditulisnya itu. Dan parahnya, dia baru menyadarinya ketika saya baca dan tanyakan maksud dari kalimat itu. Hal serupa pun masih saya temukan pada tulisan teman sejawat ketika minta diperiksakan. []