Senin, 22 Oktober 2018
Gak Perlu Dukun, ini Tips dan Trik Mengerjakan Soal Ujian CAT untuk CPNS
Bila Anda dinyatakan lolos administrasi, maka persiapkan untuk
menghadapi ujian CAT atau Computer Assisted
Test. Ujian ini bukan perkara gampang, karena yang lulus ujian pun
belum tentu lolos ke tahap wawancara dan kemampuan bidang. Mengapa? Karena mungkin
Anda lulus tetapi nilai Anda lebih kecil dari pada nilai pesaing lainnya.
Sekadar informasi saja, apabila formasi yang dipilih membutuhkan
2 orang, maka hanya 6 orang saja yang bisa melanjutkan pada tahap wawancara dan
kemampuan bidang. Ketentuan ini sudah menjadi ketetapan dan berlaku sejak
sistem CAT telah dilaksanakan pada 2014 lalu. Beberapa teman saya banyak yang
lolos CAT tetapi pada peringkat di bawah tiga, sehingga tidak bisa lolos pada
tahap selanjutnya.
Baca juga: Benarkah Agama itu Sebagai Candu?
Nah, agar bisa menjadi peringkat tiga besar peraih nilai
CAT, maka ada dua persyaratan, pertama mempersiapkan diri dengan belajar dan
berdoa; kedua memahami tips dan trik dalam mengerjakan soal. Untuk yang pertama,
silahkan baca tulisan pesona kata yang berjudul Tips Memilih Buku Latihan Soal Ujian CAT untuk CPNS.
Pada tulisan ini, saya hanya akan berbagi tips dan trik
ketika mengerjakan soal CAT saja. Yang perlu diketahui, soal CAT ini terdiri
dari tiga kategori, yakni Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelejensi Umum (TIU)
dan Tes Kemampuan Pribadi (TKP). Tiga kategori ini termuat dalam 100 soal yang
akan dikerjakan oleh peserta tes CAT untuk CPNS.
Wow, 100 soal dengan waktu sekitar 90 menit itu tentu
sangatlah banyak. Anda tinggal bayangkan, dengan alokasi waktu seperti itu,
berarti satu soal membutuhkan hanya sekitar 45 sampai 50 detik agar bisa
terjawab semua. Ingat ya, terjawab semua, bukan betul semua. Hehehe Di sinilah
perlunya tips dan trik mengerjakan soal.
Dari 100 soal yang tersedia, dibagi menjadi tiga bagian
untuk TWK, TIU dan TKP. Komposisi pasti dari tiga kategori soal ini tidak saya
tidak tahu. Tetapi bisa diperkirakan, masing-masing kategori mendapatkan jatah
30 soal. Porsi yang paling banyak itu sepertinya TWK dan TIU, yakni 35 soal. Bila
dirincikan, soal nomor 1 sampai 35 itu tentang TWK, soal nomor 36 hingga 70
tentang TIU, dan soal nomor 71 sampai 100 tentang TKP.
Pengalaman saya dulu, setelah berdoa dan memasukan pin yang
diberikan panitia di aplikasi komputer, maka saya mengerjakan soal TWK. Namun,
baru sampai soal ketiga, saya tidak tahu jawabannya. Lantas saya lanjutkan ke
soal keempat, pun sama, tidak bisa saya jawab karena ragu-ragu. Lanjut soal ke
lima, juga tidak bisa saya jawab karena ragu-ragu. Wal hasil, saya langsung
loncat ke soal TKP yang berada di kisaran nomor 75.
Jadi, ketika mengerjakan soal, tidak harus di mulai dari
nomor satu. Bisa loncat ke nomor lain yang sekiranya bisa menjawab dengan
cepat, yang penting juga tepat. Misalnya, Anda sangat jago dan mahir dalam
bidang bahasa dan matematika, maka kerjakanlah lebih dulu soal TIU dari pada
soal yang banyak mengandung sejarah dan aturan perundang-undangan di kategori
TWK.
Kalau tips dari trik dari saya, saya menyarankan agar
mengerjakan kategori soal TKP. Alasannya, soal TKP ini semuanya memiliki nilai.
Yang paling benar nilainya 5 dan yang paling tidak sesuai nilainya 1 (satu). Lagi
pula, soal pada kategori TKP ini juga lebih banyak tentang pernyataan daripada
pertanyaannya. Pilihlah yang menurut Anda paling sesuai dari lima jawaban yang
terdapat di a, b, c, d dan e.
Namun, juga perlu memperhatikan penyataan yang diberikan
sebelum jawabannya. Tetapi tidak harus selalu membaca pernyataan karena bisa
membuang-buang waktu.
Awas “Jebakan” di Soal
Ingat!! Bahwa waktu yang tersedia sangatlah minim. Maka
berhati-hatilah terhadap soal-soal yang bisa menjebak Anda. Ada beberapa
kategori “jebakan” yang bisa menghabiskan waktu.
1. Jenis soal yang diawali sebuah cerita.
Biasanya soal bahasa dan
matematika sering menggunakan pola ini. Berhati-hatilah dalam mengerjakan
karena waktu Anda tidak banyak. Cara untuk mengatasinya ialah dengan
mempelajari pola jawaban yang tersedia pada buku-buku latihan soal. (Baca tips
memilih buku latihan di link ini). Jika sudah sering latihan soal-soal, maka
kita tahu apa yang harus dikerjakan bila menghadapi soal seperti ini. Misalnya,
untuk aljabar yang biasanya diuraikan dalam soal cerita jarak tempuh. Tentu
sudah harus tahu perubahan waktu.
Ada cara jitu namun terkesan konyol untuk
menjawab soal bahasa yang memiliki cerita panjang. Kawan saya memilih tidak
membaca cerita melainkan langsung membaca soal dan pilihan jawabannya. Loh...
terus bagaimana tahu jawabannya yang benar? Tenang, menurut teman saya, dia setelah
baca soal dan pilihan jawaban, dia membaca dengan metode screening saja, yakni
melihat sekilas dari kata kunci yang sama yang tersedia pada soal dan jawaban.
Hehehehe.
Baca juga: Menulis dan Titik Kisar Perjalanan Hidupku
2. Jenis soal yang diawali dengan pernyataan.
Nah, yang ini paling
banyak di kategori soal TKP. Ada pernyataan-pernyataan yang terkadang cukup
panjang. Nah, kalau ketemu soal begini, abaikan saja dulu, atau pakai trik yang
nomor satu. Jikalau sering latihan soal pada buku latihan soal atau latihan
soal online, pastilah akan terlihat pola dari soal seperti itu.
3. Jenis soal yang kita tidak tahu sama sekali cara menjawabnya.
Jenis soal ini sebenarnya tidak bisa masuk jenis soal. Karena kita memang tidak tahu
dan tidak terbayang bagaimana menjawab soal yang demikian itu, maka sebaiknya
tidak usah dikerjakan. Kerjakan saja soal yang dianggap paling gampang atau
paling bisa dijawab terlebih dahulu.
Hemat waktu. Jika yang gampang sudah selesai, barulah beralih ke yang
lebih rumit. Kebanyakan tips yang diberikan adalah mengerjakan kategori soal
TKP dulu.
Oke. Demikian sepenggal pesona kata untuk yang akan ujian
CAT. Mudah-mudahan tips dan trik sedikit membantu mengatasi kegalauan menjelang
ujian. Saya doakan semoga yang membaca artikel ini lolos menjadi abdi negara.
Aamiin. []
Tips Memilih Buku Latihan Soal Ujian CAT untuk CPNS
Dari beberapa cerita yang saya dapatkan, ada yang sudah
kecewa namanya tak kunjung berhasil ditemukan dalam pengumuman. Wajar, dari
sekian banyak orang yang mendaftar, belum tentu semuanya bisa lolos
administrasi. Seringkali, penyebab yang remeh temeh justru menjadi penghambat.
Misalnya, lupa membubuhkan tanda tangan pada surat lamaran.
Ada juga yang senang karena bisa melihat namanya termasuk
dalam daftar yang lulus berkas administrasi. Senang sudah pasti, namun bukanlah
akhir dari tahapan seleksi CPNS. Lulus tahapan berkas administrasi hanyalah
bagian awal dari perjalanan untuk merebut formasi yang dibutuhkan.
Kini, yang perlu dipersiapkan adalah menuju ujiaqn CAT. Ini adalah
bagian penting karena akan banyak yang tersingkirkan pada tahapanan ini. Jika
pelamar untuk satu formasi sebanyak 50 orang, maka hanya tiga orang yang lolos
CAT yang berhak mengikuti seleksi selanjutnya. Inilah perjuangan yang berat.
Jangan menganggap enteng ujian CAT ini.
Kemampuan dalam menjawab soal-soal CAT itu sangat bergantung
dengan pengetahuan kita. Ada tiga komponen soal yang akan diujiankan, yakni Tes
Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU) dan Tes Kemampuan Pribadi
(TKP). Total soal dari tiga komponen ini adalah 100 soal.
Bobot Soal Berbeda
Perlu diketahui, bahwa bobot soal tidak sama untuk masing-masing
formasi dan kualifikasi. Misalnya, untuk formasi jabatan dengan kualifikasi
lulusan SMA sederajat, tidak sama bobot soalnya dengan formasi jabatan dengan
kualifikasi lulusan strata satu (S1). Demikian juga untuk formasi S, bobot soal tidak sama dengan kualifikasi
lulusan Strata dua (S2).
Bobot soal juga berbeda apabila formasi jabatan berbeda
walau kualifikasi pendidikan sama. Misalnya, untuk jabatan hakim dengan syarat
kualifikasi pendidikan S1, bobot soalnya lebih sulit bila dibandingkan dengan
jabatan umum dengan kualifikasi pendidikan yang sama. Begitu juga untuk
kualifikasi tenaga fungsional tertentu, berbeda bobot soalnya dengan tenaga
struktural.
Dari informasi yang beredar, BKN telah mempersiapkan 1000
paket soal untuk pelaksaan CAT. Dari 1000 soal itu, bobotnya memang tidak sama
dan sudah diberikan kode tertentu untuk masing-masing kategori bobot. Karena
itulah, menjelang ujian CAT, setelah kita dimasukkan dalam ruang pelatihan
awal, kita akan mendapatkan kode atau PIN untuk membuka aplikasi CAT. Kayaknya,
dari kode itulah yang menjadi pembeda bobot di antara 1000 paket soal milik BKN
itu.
Jika sudah begini, maka persiapan yang matang merupakan
suatu keharusan bagi yang akan ujian CAT. Belajar adalah cara yang paling
manjur untuk mengatasi kegalauan menjelang ujian. Gak perlu sibuk cari dukun
karena tidak berpengaruh pada saat ujian CAT. Belajar sambil berdoa adalah cara
yang ampuh.
Biasanya, pilihan belajar untuk ujian CAT dengan membeli
buku soal latihan CAT yang sekarang lagi banyak bertebaran di toko buku. Ya bayangkan
saja, dengan jumlah pelamar 4 juta lebih, tentu menjadi pangsa pasar dan
konsumen bagi penerbit untuk mencetak soal-soal latihan. Di sini hukum dasar
ekonomi terpraktikan, antara permintaan dan ketersediaan barang.
Tips pilih Soal Latihan
Ada dua bentuk soal latihan yang beredar, versi digital,
online dan versi cetak. Yang cetak adalah buku-buku yang tersedia di toko buku.
Yang digital dan online itu berupa aplikasi yang berisi soal-soal latihan dari
penerbit buku maupun non penerbit. Maksudnya, apabila dari penerbit, biasanya
itu merupakan bonus yang diberikan saat membeli buku, aplikasinya digital dalam
sebuah CD atau versi online dengan link atau barkod yang tersedia di buku itu.
Menurut informasi dari BKN pada 2017 lalu, bahwa soal ujian
CAT yang disediakan pada tahun itu adalah format soal baru. Soal itu
betul-betul baru dan tidak pernah diujiankan sebelumnya. Artinya, seluruh
soal-soal latihan itu pasti tidak keluar di buku-buku soal latihan CAT yang
beredar di pasaran.
Nah, lantas bagaimana bila kita ingin belajar dan mendapatkan
hasil yang maksimal? Apakah perlu membeli buku latihan soal CAT yang harganya
rata-rata di atas Rp 100 ribu itu? Menurut hemat saya, membeli buku latihan itu
tetap perlu, tatapi jangan fokus pada soal latihannya. Yang perlu diperhatikan
ialah ketersediaan materi ringkasan untuk masing-masing kategori soal, baik
untuk TWK, TIU maupun TKP.
Jadi, jikalau hendak membeli buku soal latihan, belilah yang
menyediakan ringkasan materi TWK, TIU dan TKP. Pelajarilah ringkasan tersebut
dan jadikan soal latihan untuk melatih pengetahuan dari hasil pelajaran di
ringkasan. Saran ini saya sampaikan karena saya menemukan beberapa buku tidak
menyediakan ringkasan materi dari masing-masing kategori tersebut.
Tips memilih buku lainnya ialah, pilihkan buku latihan soal
yang menyediakan jawaban dengan pembahasannya. Bukan hanya sekadar jawaban dari
soal saja. Yang kita perlukan ialah argumentasi atau alasan jawaban tersebut
sehingga kita pun bisa mengetahui pola dan rumus untuk menjawab pertanyaan yang
serupa pada soal ujian CAT nanti.
Itulah bedanya antara latihan soal versi digital dan onlie
dengan cetak. Kalau di digital dan online, biasanya tidak tersedia pembahasan
dari jawaban yang benar. Biasanya, soal kategori TIU dan TKP paling membutuhkan
argumentasi yang tepat.
Kalau ada yang menjamin soal dalam buku latihan itu keluar,
itu bohong besar. Dari hasil pengasatan saya terhadap beberapa latihan soal
CPNS tahun 2017 dan 2018 ini, soal-soal yang tersedia masih serupa dengan buku
yang dulu-dulu juga. Artinya, soal-soal itu masih diambil dari soal yang
digunakan tes tulis sebelum diberlakukan CAT. Yang aneh dari buku soal latihan
itu misalnya, soal bahasa Indonesia yang diawali dengan cerita. Satu cerita itu
untuk lima soal. Dalam sistem komputer, tidak mungkin satu cerita untuk lima
soal sekaligus, apalagis sistemnya acak. Sebab itu, pandai-pandailah memilih
buku latihan soal CAT.
Cukup sampai di sini dulu kata-kata pesona seputar bobot
soal dan tips memilih buku latihan soal menjelang ujian CAT. Semoga kalian
lulus CAT dengan nilai terbaik. []