Pesona alam di kabupaten Lingga terhampar luas di seluruh wilayahnya. Lingga memiliki panorama bawah laut yang indah di perairan pulau Benan. Lingga juga memiliki memiliki keindahan alam pegunungan. Tak seperti daerah lainnya di Kepri, Lingga nyaris memiliki sebagian besar pesona alam di Kepri.
Gunung Daik, yang menjadi ikon kabupaten Lingga, sudah
tampak indah dengan dia cabangnya. Setiap pengunjung yang baru menapakkan
kakinya di Daik, langsung terpikat dengan keindagannya. Apalagi pada saat kabut
tipis melintas di kaki gunung, terlihat puncaknya yang begitu menawan.
Dari pegunungan Daik itu, terdapat beberapa aliran air. Dan,
di antara aliran itu, muncul pula air terjun dengan beragam kekhasannya. Ada air
terjun Resun, air terjun Jelutung, air terjung Kado, serta air terjun Tande.
Bahkan, air terjun Jelutung dinobatkan oleh beberapa petualang sebagai air
tejun tertinggi di Kepri.
Editor buku Jelajah LIngga Bunda Tanah Melayu, Edi Sutrisno,
menyebutkan ketinggian air terjun ditingkat pertama mencapai 60 meter. Dulunya,
tulis Edi, air terjun ini disebut warga dengan air terjun Ranoh. Namun, karena
di sekitar lokasi muncul banyak pohon jelutung, warga pun lebih suka menyebut
air terjun ini sebagai air terjun Jelutung.
Akan tetapi, medan perjalan menuju ke lokasi masih tidaklah
mudah. Butuh beberapa jam untuk sampai di tingkatan pertama air terjun yang
terletak di desa Mentuda ini. Air terjun ini pun pernah dilirik oleh investor
untuk pembangkit listrik tenaga air karena debit airnya yang cendung tidak
surut walau di musim kemarau.
Di antara aliran sungai yang bersumber dari mata air
pegunungan Daik itu, terdapat juga beberapa lokasi rekreasi dan piknik, seperti
pemandian Lubuk Papan dan pemandian Lubuk Pelawan. Keduanya berada pada aliran
air sungai Tande. Kedua pemandian ini juga memiliki nilai sejarah yang erat
dengan masa kerajaan Riau-Lingga saat Daik menjadi ibu kotanya.
Menurut Lazuwardi, pecinta sejarah Lingga, pemandian Lubuk
Papan merupakan lokasi untuk aktivitas keseharian kalangan yang bertugas
istana. Lubuk Papan memang berada tidak jauh dari area istana Damnah.
Pemerintah juga telah menyulap area pemandian ini menjadi
lokasi yang layak untuk dinikmati bagi setiap pengunjung. Beberapa tempat duduk
juga telah dibangun lengkap dengan toilet serta kamar ganti bagi pengunjung
yang hendak mandi. Air yang mengalir pun berasal dari mata air pegunungan Daik
sehingga rasa segar dan sejuknya tetap terasa.
Sedangkan pemandian lubuk Pelawan, dulunya merupakan lokasi
pemandian Engku Ampuan Zahara. Akan tetapi, lokasi ini kurang mendapatkan
perawatan yang baik karena beton-beton yang ada pun telah terkikis oleh
derasnya air saat musim hujan. Untuk bernostagia dengan masa lalu, tidaklah
salah bisa mendatangi lokasi ini.
0 komentar:
Posting Komentar