Rabu, 02 Juni 2021

Mau Dapat Beasiswa LPDP, ini Tips dan Kiat Menulis Esai Komitmen dan Sumbangsih

Ada satu kolom wajib isian yang tidak boleh dilewatkan oleh setiap pelamar beasiswa LPDP, khususny yang melamar S3 atau doktoral, yakni kolom komitmen kembali ke Indonesia dan sumbangsih untuk negeri setelah selesai studi. Kolom ini ada di bagian akhir pengisian di tahapan ketiga. Lebih tepatnya di bagian dokumen. Posisinya di bagian paling bawah.

Nah, saya mengingatkan agar pelamar LPDP tidak mengklik “Submit Pendaftaran” di penghujung waktu karena apabila ada berkas yang kurang, itu akan sangat merepotkan. Sebaiknya, coba saja dulu klik “Submit Pendaftaran” agar tahu apa saja yang dinilai kurang oleh sistem LPDP, sehingga kita bisa memperbaiki dan punya cukup waktu untuk memperbaikinya.

Baca juga: Bisakah Orang Asia (Indonesia) Berpikir?

Sengaja saya bagikan tulisan tentang kiat dan tips menulis kolom itu karena awalnya saya abaikan saja sebab saya mengambil kulian di dalam negeri. Saya menyangka tidak perlu membuat komitmen itu karena saya tidak keluar negeri. Namun nyatanya, ketika submit pendaftaran, saya dinyatakan tidak memenuhi berkas persyaratan karena isian di kolom ini kurang dari 1500 kata. Lihat gambar di atas.

Wow.... 1500 kata itu tentu tidak sedikit. Kalau ditulis dengan spasi satu di kertas ukuran A4, itu sekitar tiga halaman. Menulis tiga halaman tentu terasa banyak sekali bagi yang belum terbiasa. Bahkan bagi yang sudah terbiasa pun, menulis untuk keperluan ini juga akan terasa sulit. Mengapa sulit, karena kita dimintai komitmen sumbangsih.

Bagi saya, tulisan bagian ini adalah janji yang memang nanti akan direalisasikan. Saya tidak menganggap esai di bagian ini sebagai formalitas belaka. Bagi saya, setiap tulisan dan sesuatu yang saya tuliskan di esai adalah perwujudan dari diri saya. Ops.... curhat nih. Hehehe

Oke. Kembali ke topik. Karena menuliskan esai tentang komitmen dan sumbangsih itu terbilang banyak, maka kita perlu punya nafas panjang untuk menulis. Saya sempat mengalami kemandegkan atau terhenti sejenak. Mungkin ini imbas ketika mengisi di kolom “Penilaian Diri” yang super singkat dan padat.

Baca juga: Kiat dan Tips Menulis Penilaian Diri saat Daftar Beasiswa LPDP

Namun, setelah saya baca draf yang tertulis, saya baru kembali menemukan ritme untuk memperpanjang tulisan itu tanpa mengurangi subtansinya. Inilah kiatnya.

1. Tuliskan yang realistis dan apa adanya saja. Mengapa? Bisa jadi nanti hal itu akan diavaluasi ketika kita sampai di tahapan wawancara atau interview.

2. Buatlah kalimat yang tegas, lugas dan jelas. Perhatikan penulisan sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik. Gampangnya, sesuai SPOK aja yaa...

3. Buatlah sub judul agar lebih memudahkan ketika berpindah topik. Kalau saya, saya bagi jadi tiga bagian.

4. Buatlah tulis kasar atau semacam drafnya dulu. Bisa juga dengan menumpahkan ide-ide pokok di kertas tulisan Anda.

Baca juga: Mau Dapat Beasiswa LPDP 2021, Ini Batas Akhir Pendaftaran dan Arti LoA

Untuk tipsnya, silakan simak uraian di bawah ini.

 

1. Saya membuat tiga bagian isi tulisan, yakni tentang komitmen kembali ke tanah air, komitmen diri dan baru membahas tentang rencana sumbagsih.

2. Komitmen kembali ke tanah air teta saya tulis karena saya berharap selama proses belajar di dalam negeri, saya juga berkesempatan belajar keluar negeri, baik pertukaran dari kampus ataupun ikut seminar. Sehingga ketika, saya tuliskan sajalah unek-unek yang ada dalam pikiran saya. Ini contohnya:

“Karena kampus ini berada di dalam negeri, tentu komitmen saya untuk kembali ke Indonesia tidak perlu diragukan lagi sebab saya tidak memilih kuliah di luar negeri. Meski demikian, apabila saya menjadi penerima Beasiswa LPDP, saya berharap berkesempatan untuk belajar keluar negeri selama proses belajar di dalam negeri, baik itu melalui pertukaran pelajar ataupun ikut seminar. Diakui atau tidak, jejaring dengan dunia internasional sangatlah penting demi membuka cakrawala ilmu pengetahuan serta mempercepat transformasi keilmuan di dalam negeri.”

Baca juga: Berkenalan dengan Mazhab Frankfurt dan Teori Kritisnya

3. Terus bagian Komitmen diri. Sebelum saya menuliskan sumbangsih, saya lebih memilih untuk menceritakan komitmen-komitmen yang saya buat untuk diri saya sendiri. Tidak perlu muluk-muluk, cukup yang realistis saja. Penulisan komitmen diri saya bagi berdasarka bidang keilmuan, pekerjaan, dan peminatan lainnya. Contohnya, misalnya apa komitmen seagai sebagai ASN, apa komitmen sebagai guru ataupun tenaga kependidikan, apa komitmen terhadap daerah sendiri. Silakan diceritakan dulu di sini.

4. Kemudian barulah tuliskan sumbangsih. Cerita sumbangsih ini tentu harus nyambung dengan komitmen diri yang dibuat di atas. Kalau nulisnya tidak nyambung, mudah sekali bagi penguji untuk mengetahui keseriusan kita dalam berkomitmen dan memberikan sumbangsih setelah studi nanti.

5. Jika Anda memilih beasiswa Afirmasi, khususnya dari daerah 3T, jangan lupa memberikan porsi untuk daerah Anda lebih banyak. Sebab, cara paling gambang bersumbangsih bagi kemajuan daerah ialah dari yang paling dekat dengan kita, ya tentu lingkungan dan daerah kita sendiri.

Nah, demikianlah kiranya ulasan ini dengan harapan bisa membantu teman-teman yang akan Submit Beasiswa LPDP. Tetap semangat dan jangan mudah putus asa.

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html

Posting Komentar