Dari beberapa cerita yang saya dapatkan, ada yang sudah
kecewa namanya tak kunjung berhasil ditemukan dalam pengumuman. Wajar, dari
sekian banyak orang yang mendaftar, belum tentu semuanya bisa lolos
administrasi. Seringkali, penyebab yang remeh temeh justru menjadi penghambat.
Misalnya, lupa membubuhkan tanda tangan pada surat lamaran.
Ada juga yang senang karena bisa melihat namanya termasuk
dalam daftar yang lulus berkas administrasi. Senang sudah pasti, namun bukanlah
akhir dari tahapan seleksi CPNS. Lulus tahapan berkas administrasi hanyalah
bagian awal dari perjalanan untuk merebut formasi yang dibutuhkan.
Kini, yang perlu dipersiapkan adalah menuju ujiaqn CAT. Ini adalah
bagian penting karena akan banyak yang tersingkirkan pada tahapanan ini. Jika
pelamar untuk satu formasi sebanyak 50 orang, maka hanya tiga orang yang lolos
CAT yang berhak mengikuti seleksi selanjutnya. Inilah perjuangan yang berat.
Jangan menganggap enteng ujian CAT ini.
Kemampuan dalam menjawab soal-soal CAT itu sangat bergantung
dengan pengetahuan kita. Ada tiga komponen soal yang akan diujiankan, yakni Tes
Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU) dan Tes Kemampuan Pribadi
(TKP). Total soal dari tiga komponen ini adalah 100 soal.
Bobot Soal Berbeda
Perlu diketahui, bahwa bobot soal tidak sama untuk masing-masing
formasi dan kualifikasi. Misalnya, untuk formasi jabatan dengan kualifikasi
lulusan SMA sederajat, tidak sama bobot soalnya dengan formasi jabatan dengan
kualifikasi lulusan strata satu (S1). Demikian juga untuk formasi S, bobot soal tidak sama dengan kualifikasi
lulusan Strata dua (S2).
Bobot soal juga berbeda apabila formasi jabatan berbeda
walau kualifikasi pendidikan sama. Misalnya, untuk jabatan hakim dengan syarat
kualifikasi pendidikan S1, bobot soalnya lebih sulit bila dibandingkan dengan
jabatan umum dengan kualifikasi pendidikan yang sama. Begitu juga untuk
kualifikasi tenaga fungsional tertentu, berbeda bobot soalnya dengan tenaga
struktural.
Dari informasi yang beredar, BKN telah mempersiapkan 1000
paket soal untuk pelaksaan CAT. Dari 1000 soal itu, bobotnya memang tidak sama
dan sudah diberikan kode tertentu untuk masing-masing kategori bobot. Karena
itulah, menjelang ujian CAT, setelah kita dimasukkan dalam ruang pelatihan
awal, kita akan mendapatkan kode atau PIN untuk membuka aplikasi CAT. Kayaknya,
dari kode itulah yang menjadi pembeda bobot di antara 1000 paket soal milik BKN
itu.
Jika sudah begini, maka persiapan yang matang merupakan
suatu keharusan bagi yang akan ujian CAT. Belajar adalah cara yang paling
manjur untuk mengatasi kegalauan menjelang ujian. Gak perlu sibuk cari dukun
karena tidak berpengaruh pada saat ujian CAT. Belajar sambil berdoa adalah cara
yang ampuh.
Biasanya, pilihan belajar untuk ujian CAT dengan membeli
buku soal latihan CAT yang sekarang lagi banyak bertebaran di toko buku. Ya bayangkan
saja, dengan jumlah pelamar 4 juta lebih, tentu menjadi pangsa pasar dan
konsumen bagi penerbit untuk mencetak soal-soal latihan. Di sini hukum dasar
ekonomi terpraktikan, antara permintaan dan ketersediaan barang.
Tips pilih Soal Latihan
Ada dua bentuk soal latihan yang beredar, versi digital,
online dan versi cetak. Yang cetak adalah buku-buku yang tersedia di toko buku.
Yang digital dan online itu berupa aplikasi yang berisi soal-soal latihan dari
penerbit buku maupun non penerbit. Maksudnya, apabila dari penerbit, biasanya
itu merupakan bonus yang diberikan saat membeli buku, aplikasinya digital dalam
sebuah CD atau versi online dengan link atau barkod yang tersedia di buku itu.
Menurut informasi dari BKN pada 2017 lalu, bahwa soal ujian
CAT yang disediakan pada tahun itu adalah format soal baru. Soal itu
betul-betul baru dan tidak pernah diujiankan sebelumnya. Artinya, seluruh
soal-soal latihan itu pasti tidak keluar di buku-buku soal latihan CAT yang
beredar di pasaran.
Nah, lantas bagaimana bila kita ingin belajar dan mendapatkan
hasil yang maksimal? Apakah perlu membeli buku latihan soal CAT yang harganya
rata-rata di atas Rp 100 ribu itu? Menurut hemat saya, membeli buku latihan itu
tetap perlu, tatapi jangan fokus pada soal latihannya. Yang perlu diperhatikan
ialah ketersediaan materi ringkasan untuk masing-masing kategori soal, baik
untuk TWK, TIU maupun TKP.
Jadi, jikalau hendak membeli buku soal latihan, belilah yang
menyediakan ringkasan materi TWK, TIU dan TKP. Pelajarilah ringkasan tersebut
dan jadikan soal latihan untuk melatih pengetahuan dari hasil pelajaran di
ringkasan. Saran ini saya sampaikan karena saya menemukan beberapa buku tidak
menyediakan ringkasan materi dari masing-masing kategori tersebut.
Tips memilih buku lainnya ialah, pilihkan buku latihan soal
yang menyediakan jawaban dengan pembahasannya. Bukan hanya sekadar jawaban dari
soal saja. Yang kita perlukan ialah argumentasi atau alasan jawaban tersebut
sehingga kita pun bisa mengetahui pola dan rumus untuk menjawab pertanyaan yang
serupa pada soal ujian CAT nanti.
Itulah bedanya antara latihan soal versi digital dan onlie
dengan cetak. Kalau di digital dan online, biasanya tidak tersedia pembahasan
dari jawaban yang benar. Biasanya, soal kategori TIU dan TKP paling membutuhkan
argumentasi yang tepat.
Kalau ada yang menjamin soal dalam buku latihan itu keluar,
itu bohong besar. Dari hasil pengasatan saya terhadap beberapa latihan soal
CPNS tahun 2017 dan 2018 ini, soal-soal yang tersedia masih serupa dengan buku
yang dulu-dulu juga. Artinya, soal-soal itu masih diambil dari soal yang
digunakan tes tulis sebelum diberlakukan CAT. Yang aneh dari buku soal latihan
itu misalnya, soal bahasa Indonesia yang diawali dengan cerita. Satu cerita itu
untuk lima soal. Dalam sistem komputer, tidak mungkin satu cerita untuk lima
soal sekaligus, apalagis sistemnya acak. Sebab itu, pandai-pandailah memilih
buku latihan soal CAT.
Cukup sampai di sini dulu kata-kata pesona seputar bobot
soal dan tips memilih buku latihan soal menjelang ujian CAT. Semoga kalian
lulus CAT dengan nilai terbaik. []
0 komentar:
Posting Komentar