Sabtu, 02 Februari 2013

Berebut Berkah dari Ritual Xia Khang di Lingga



Senja mulai menghilang kala orang-orang di kelenteng itu sedang sibuk mempersiap perabotan. Malam itu, adalah malam rangkaian dari upacara sembahyang kesalamatan bumi di kelenteng Berigin, Penuba, Lingga. Segala kebutuhan untuk konsumsi pun sedang dipersiapkan bagi para tetamu yang akan datang.

Sembang keselamatan bumi, atau yang dikenal juga dengan Xia Kang itu, adalah ritual syukuran sekaligus perhononan berkah yang dalam tradisi masyarakat Thionghoa. Ritual ini telah berjalan lama hingga menjadi tradisi sampai saat ini, khususnya masyarakat untuk kelenteng atau pun vihara yang berada di pinggiran sungai.

Ketua pengurus kelenteng, Susanto, mengatakan, tradisi itu sudah berlangsung lama dan dilakukan setiap setahun sekali. Kegiatan itu sebagai bentuk syukur atas sezeki yang telah mereka terima dan sebagai bentuk permohonan untuk tahun depan. Kelenteng Beringin menjadi kelenteng tertua di Penuba dan kini sudah berusia 112 tahun.

“Ini semacam upacara syukuran atas sungai yang telah memberikan rezeki. Tradisi ini sudah turun temurun,” kata Ayun, sesepuh warga Thionghoa di Singkep kepada Tribun, Jumat (14/12) lalu. Tradisi ini juga berlangsung pada kelenteng di Daik dan juga Pancur.

Sebagai ritual sacral, warga Thionghoa dari Penuba yang telah merantau pun turut hadir. Mereka berdatangan dari Batam, Bintan, Tanjungpinang, Jakarta, Singapura, dan juga derah lainnya. Mereka rela meninggalkan kesibukan keseharian demi mengharap berkat dari upacara tersebut. Mereka bersembahyang, lalu duduk bersama untuk menikmati jamuan serta hiburan dan juga lelang barang.

Pelelangan dari barang-barang yang telah disembahyangkan menjadi rebutan. Patung-patung dengan berbagai bentuk dilelang untuk derma bagi kelenteng. Sebagaimana layaknya lelang, tawar menawar harga pun membuat suasana semakin ramai. Mereka tidak hanya merebutkan barang, melainkan makna dari barang-barang itu.

“Ada makna-makna tertentu. Kayak naga tadi. Itu ada artinya,” kata Ayun yang enggan menjelaskan lebih jauh makna-makna dari setiap barang. Pada malam itu, patung naga dan kuda menjadi incaran para peserta lelang. Penawaran sempat sengit hingga akhirnya mengerucut pada dua orang. Harganya pun melejit jauh, bahkan ada barang yang dilepas dengan harga Rp 33 juta.

Harga memang tidaklah menjadi persoalan, tetapi kepuasan dari memiliki barang yang telah disembahyangkan adalah sesuatu yang berbeda. Itulah, kata Ayun, yang membuat banyak orang berebut untuk memiliki barang-barang yang dilelang. (arm)

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html

Posting Komentar