Multikulturalisme menjadi salah satu ciri khas bangsa
Indonesia. Multikulturalisme itu bisa dilihat dari banyaknya ragam budaya lokal
yang ada. Keragaman itulah yang menjadikan suatu identitas bangsa, bahwa ia
memiliki banyak potensi seni dan budaya yang dapat dijadikan salah satu warisan
peradaban manusia di bumi nusantara. Keragaman seni budaya itu dapat ditoleril
menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Setiap provinsi minimal membunyai seni dan
budaya masing-masing yang menunjukkan identitas provinsi tersebut.
Namun, warisan seni dan budaya akan segera hilang musnah
ditelan zaman bila tidak dilestarikan. Moderenisasi menjadi alasan untuk
meninggalkan sebuah warisan yang mampu memberikan sumbangsih besar terhadap
bumi pertiwi ini. Sebagian besar dari penduduk Indonesia hanya menjadi penikmat
sejati (user). Untung, masih ada yang menikmati, bagaimana kalau tidak?
Sebenarnya, bila ada keinginan untuk mengembangkan seni dan
budaya lokal ini, niscaya akan menjadi sesuatu yang unik dan dapat menjadi aset
bangsa. Dalam artian, masyarakat Indonesia tidak hanya sekedar menjadi
penikmati tetapi juga mempelajarinya kemudian melestarikannya.
Banyak sekali potensi seni dan budaya nasional yang mampu
meraih prestasi internasional, hanya saja fasilatas untuk mengembangkan potensi
tersebut sangat minim. Disamping itu juga minat pemuda untuk mengembangkan
warisan budaya semakin sedikit. Generasi tua selalu menjadi tumpuan untuk
mengembang-kannya, lantas siapa yang akan mewarisi budaya ini?
Wayang misalnya. Banyak para pemerhati luar (asing) menaruh
perhatian pada seni yang satu ini. Karena keunikannya dan memang sulit untuk
melakukannya, wayang tidak dapat dipelajari oleh setiap orang, jangankan orang
luar daerah, masyarakat Jawa sebagai pemilik seni budaya ini saja belum tentu
bisa, apalagi masyarakat luar Jawa yang note bene bukan pewaris budaya. Akan
tetapi, karena keunikannya itu wayang telah berhasil memikat perhatian dunia
internasional melalui dalang Ki Manteb Soedarsono. Ia di undang ke Prancis
untuk mendalang di sana yang selanjutnya menerima anugrah penghargaan sebagai
salah satu budaya yang diakui dunia Internasional.
Ini menunjukkan bahwa seni dan budaya Indonesia, telah mampu
memberikan sumbangsih besar di dunia internasional. Oleh karena itu,
peluang-peluang internasional seperti ini tidak hanya menjadi milik satu
generasi saja, tetapi juga menjadi peluang bagi masyarakat dunia. Indentitas
budaya yang menasional seharusnya terus dilestarikan dan deikembangkan oleh
generasi-generasi penerusnya. Sehingga budaya lokal yang sudah diakui oleh
kalangan internasional tidak kehilangan indentitasnya yang sudah mendunia.
Tidak hanya seni budaya lokal yang kita miliki. Secara
historis, bangsa Indonesia sebelum kedatangan bangsa-bangsa dari Eropa menjadi
tempat persinggahan dan lahan pasar bagi para pedagang dari Timur Tengan dan
daratan Asia. Dan tak terelakkan, proses transformasi kebudayaan pun terjadi di
sini. Seperti kita lihat sekarang ini, banyak budaya yang ternyat merupakan
gabungan dua budaya, misalkan masjid Kudus yang mempuyai arsitektur budaya
masyarakat Hindu kala itu dan Timur Tengah. Salah satu warisan budaya yang
mampu menarik perhatian.
Selain itu, candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuah
keajaiban dunia dan hal ini tidk bisa kita elakkan dari warisan budaya kita.
Dismping bangunan yang super besar, ada relief yang dapat memberikan suatu
jawaban atas hipotesa para peneliti untuk mengetahui sebuah kehidupan disaat
candi di bangun. Akankah kita mengingkari bahwa kita memilik sebuah potensi
internasional yang tanpa kita sadari.
Banyak usaha yang dilakukan untuk mengangkat nama Indonesai
di dunia internasional melalui seni dan budaya. Dan sumbangsih merekapun telah
mampu memberikan nama besar bagi Indonesia. Muammar misalnya, seorang qori’
(pembaca Al-Qur’an) pernah meraih peringkat Intenasional karena kemampuannya
dalam melantunkan ayat-ayat Al-Qur`an. Untuk pentas Qari` bertaraf
internasional ini selalu dimiliki oleh bangsa Indonesia dari setiap perlombaan
internasional.
Dalam seni lukis misalnya, tercatat Raden Saleh, Affandi, Amri
Yahya dan masih banyak lagi sebagai maestro dalam bidang seni. Karya-karya
mereka selalu dilirik oleh pemerhati seni dunia. Diakui atau tidak, kualitas
seni budaya kita telah mampu meyedot perhatian dunia internasional. Dan masih
banyak contoh-contoh lain.
Sebagai generasi muda tentu kita bangga dengan apa yang
telah mereka torehkan bagi bangsa Indonesia, namun akan lebih bangga lagi bila
kita sebagai generasi mudah mampu berkarya dan diakui oleh kalangan
internasional. Oleh sebab itu, prestasi internasional ini terus kita
pertahankan untuk tetap memberikan citra positif akan kesenian dan kebudayaan
kita. Harapan kita kedepan haruis ada lembaga swadaya masyarakat yang
memberikan perhatian penuh terhadap keberagaman budaya yang dimiliki bangsa
Indonesia.
Untuk terus mengembangkan dan melestarikan nudaya lokal itu
menurut penulis ada beberapa hal yang harus segera diperhatikan. Pertama,
memberi tempat untuk pengembangan. Tanpa mendapat suatu perhatian kusus sebuah
seni dan budaya akan mendapat perhatian, karena tanpa sokongan dari seluruh
elemen tidak mungkin akan tercapai suatu pelestarian. Kedua, memupukkan
nilai-nilai budaya lokal maupun nasional. Hal ini sebagai cinta akan kebudayaan
sendiri. Dan ketiga, mengembangkannya. Agar tidak monoton dan ketingglan dari
seni dan budaya modern perlu ada pengembangan lebih lanjut, dalam artian tidak
merusak nilai-nilai seni dan budaya leluhur.
Hal tersebut tidak akan pernah terealisir tanpa kepedulian
kita bersama, bahkan hanya menjadi angan-angan yang tak kunjung tercapai. Dan
akan terjadi suatu fregmentasi historis pewarisan budaya. Karenanya,
mempertahankan budaya sandiri merupakan suatu keharusan dan menerima budaya
luar selama sesuai dengan budaya kita bukanlah suatu larangan..
Dengan demikian seni budaya lokal maupun nasional akan terus
tetap menjadi minat untuk diperhatikan dan dipelajari, sehingga nilai-nilai
astetika yang terkandung didalamnya senantiasa dapat dinikmati oleh generasi
seterusnya. Dan bukan mustahil dengan kekesenia dan kebudayaan tersebut indonesia
semakin mampu meraih peluang prestasi internasional.
Ini adalah tulisan lama, sekitar 2004 silam.
0 komentar:
Posting Komentar