Minggu, 29 Juli 2018
Menulis Skripsi atau Tesis Jadi Gampang dengan Google Cendekia
Yang pertama kali disuruh oleh dosen saat mengajukan judul
itu ialah mencari yang belum pernah diteliti oleh orang. Wow... karen yaa.
Itulah memang tujuan penelitian ilmiah, yakni membahas hal yang belum pernah
dibahas oleh orang lain.
Nah sekarang, yang menjadi pertanyaan, apakah penelitian
kita itu memang sesuatu yang baru? Kalau hanya lokasi penelitiannya yang
berbeda, berarti tema besarnya kan masih sama. Itu tidak baru. Kalau temanya
belum pernah ada yang meneliti, itulah yang betul-betul baru. Kembali pada
pertanyaan di atas, sebenarnya tidak ada yang betul-betul baru dalam penelitian
ilmiah. Kebaruan itu justru dihasilkan dari penelitian. Sebab itulah pentingnya
karya ilmiah.
Kalau kamu tidak percaya, masukkan saja judul penelitianmu
pada google cendekia. Ini urlnya scholar.google.co.id. klik saja itu, nanti
tuliskan judulmu pada kolom pencirian. Jeng jeng....
Berapa banyak judul penelitian orang lain yang sama dengan
judulmu? Pasti banyak sekali. Itu tandanya bahwa judul skripsimu itu juga
pernah diteliti oleh orang. Nah, unsur yang beda sedikit itulah sebagi alasan
untuk penelitian atau menulis skripsi.
Dari sekian banyak judul penelitian itu, maka manfaatkan lah
sebagai referensimu. Lho.... kok bisa. Ya bisa lah, justru itulah yang bagus.
Penelitian itu semestinya juga menampilkan hasil penelitian terbaru. Jadi,
judul yang mirip dengan yang kamu temukan di Google Cendekia itu kamu jadikan
juga telaah pustaka dan juga nanti sebagai referensi. Ingat lho ya.... sebagai
referensi, bukan di-copy lalu di-paste di file kerjamu. Kalau itu yg kamu
lakukan, itu bisa disebut plagiat. Bacalah referensi itu, kutip atau rujuklah
referensi yang tersedia di sana.
Terus bagaimana buat footnote atau daftar pustaka dari Google
Cendekia? Sebaiknya baca lagi pedoman penulisan skripsi dari kampusmu karena
setiap kampus punya standar yang berbeda.
Ya, ternyata harus dowload file PDF-nya, dan sebagian malah
ada yang tak bisa dibuka dan download?! Begitulah kira-kira keluhan yang sering
muncul. Gini aja lah, kan yang mirip banyak, carilah file yang lain lagi.
Jangan menyerah.
Bonus Referensi dari
Google Book
Satu lagi, karena anak zaman now sudah jarang buka buku
cetak, maka inilah tips dan triknya merujuk buku di internet. Buka lah Google
Book. Cari saja di laman embah Google dengan kata kunci Google book, pasti
keluar deh. Langsung saja kamu klik.
Setelah kamu masuk ke lamannya, kamu carilah tema yang kamu
inginkan. Biasanya, di Google Cendekia juga akan keluar referensi dari Google
Book. Biasanya juga, tulisannya warna hitam saja dan tak bisa di klik. Nah,
caranya, coba saja kamu copi judul itu, lalu paste-kan di pencarian google
book.
Nah, jika beruntung, kamu akan mendapatkan buku-buku
referensi dengan status bebas akses. Dan jika belum beruntung, mungkin kamu
akan mendapatkan yang bisa diakses terbatas atau bahkan tidak ada file bukunya
di sana—selain judulnya doang.
Kira-kira itu dululah ya... kalau masih belum mau cari tips
dan kiat untuk skripsi, tesis dan karya ilmiah lainnya, silahkan saja buka klik
link di bawah ini.
Senin, 09 Juli 2018
Menyelesaikan Skripsi itu Gampang Setelah Baca Tips ini
Setelah menemukan judul dan membuat proposal, tentu kita
akan menulis pada bab-bab selanjutnya. Ya, kita tahu menulis itu tidak gampang.
Dan kendala yang paling utama ialah tak pernah merealisasikan ide. Faktornya
ada banyak,
- · yang paling dominan adalah malas dan menyerah,
- · tidak bisa membagi waktu untuk skripsi,
- · Menunda-menunda menemui dosen pembimbing
Silahkan identifikasikan dirimu berada pada posisi yang
mana.
Nah, sebelum jauh membahas tentang skripsi, saya akan
bertanya lagi, apakah skripsi itu penting untuk Anda?
Jika tidak penting, abaikan saja skripsi itu. Lantas jangan
pernah lagi meletakkan impian yang membutuhkan titel sarjana, seperti daftar
CPNS, naik pangkat/golongan, apalagi punya jabatan bagus.
Jika penting, maka yang perlu dilakukan adalah segera buka
kembali file skripsimu.
Buka saja dulu. Tak perlu pusing-pusing tuk menulis ataupun
mengedit. Baca sajalah bagian demi bagian yang telah dituangkan dalam file itu.
Baca dan baca lagi dan jangan bosan.
Setelah itu, temuilah dosen pembimbing skripsimu dengan
membawa bagian yang sudah dicetak (diprin) lalu minta koreksi dan masukannya.
Setelah itu, jangan tinggalkan lagi skripsi mu karena alasan-alasan. Segera
buka file skripsi, dan lakukan perlahan masukan demi masukan dari dosen
pembimbing.
Ehem.... mengapa kok harus begitu? Terkadang, kebingungan
dalam menulis skripsi itu karena tidak tau arahnya mau ke mana, dan dosen
pembimbing tentu akan mengarahkan kita sesuai dengan apa yang kita paparkan.
Misalnya, ketika ditanya oleh dosen, jangan malu apalagi takut untuk
menyampaikan pemahaman awal tentang arah skripmu. Sebab, dari keterangan itulah
dosenmu akan paham apa yang akan kamu tulisakan.
Oke, sekali lagi jangan pernah meninggalkan file skripsi
lebih lama. Maksimal dua hari sudah harus kamu buka kembali file itu dan
melakukan perbaikan atas masukan dan saran dari dosen.
Selesai sudah kiat menemui dosen pembimbing untuk menambah
semangat menyelesaikan skripsi. Lho... katanya menulis skripsi itu gampang? Ya,
sabarlah dulu. Masih ada poin lainnya yang mesti dibaca. Kalau baca tulisan ini
secara lengkap saja sudah malas, itu menggambarkan bagaimana kamu sebenarnya
malas baca referensi tuk skripsimu. Hehehehe betul tak?
Okelah, dari pada banyak betul ceramahnya, kita langsung
masuk ke poin selanjutnya, yakni mengatasi malas membaca referensi. Ingatlah,
pengetahuan itu hasil dari membaca, mendengar, dan melihat. Nah, khusus untuk skripsi, lebih dominan
membacanya karena perlu rujukan supaya menjadi karya ilmiah. Kalau tak ada
rujukan, maka tidak masuk kategori ilmiah.
Membaca lalu
Menuliskannya
Yang paling gampang sekarang itu membaca melalui gawai atau
smartphone. Ups.... ingat ya, “jangan sampai yang smart itu hanya handphone mu
saja”. Hehehe jangan tersinggung yaa kan mau jadi sarjana.
Ketika lagi membaca berbagai informasi di internet, rasanya
kita ingin mengambil semuanya untuk dipasang di skripsi kita. Ya, pertama biar
skripsinya cepat selesai, kedua biar skripsinya tebal, ketiga males nak ngetik
ulang. Malas itu sudah penyakit kita se
mua, betul tak?
Oke, kamu kan sudah membuat rencana pembahasan skripsi.
Jadikanlah itu acuan untuk mencari referensi. Lalu ambillah bagian yang paling
sesuai. Pilihkan per paragraf, jangan main ambil semua karena nanti bisa gak
nyambung dengan skripsi kita. Karena itu, ambil saja sari pati atau inti
pembahasan dari referensi yang kita temukan di internet itu.
Baca juga: Asyiknya Menulis Resensi Buku
Baca juga: Asyiknya Menulis Resensi Buku
Nah, gampang kan menulis skripsi itu. Terus bagaimana kalau
bacanya buku? Itu labih bagus lagi. Ambil saja inti dari buku itu, dan tuliskan
di kertas dulu bila baca buku di perpus atau saat berkunjung ke kos teman.
Jangan langsung ketik di laptopmu, nanti ide yang ada hilang.
Setlah mengumpulkan informasi, dari internet maupun dari
buku, maka coba tuangkan lagi ke file skripsimu. Dan masukkan apa yang kita
dapatkan itu pada bagian-bagian yang sesuai. Ups... jangan lupa pasang
rujukannya ya.
Sip, kalau sudah begitu, dijamin skripsimu bakalan cepat
selesai.
Kalau tak selesai juga, silahkan baca tulisa lainnya di sini.
Kalau tak selesai juga, silahkan baca tulisa lainnya di sini.
Minggu, 03 Juni 2018
Masih Ingatkah dengan Butir-butir Pancasila? Yuk Bangun Nasionalisme dengan Mengamalkannya
Pancasila sebagai dasar haruslah tertanam dan terpatri dalam
setiap diri warga negara Indonesia. Jika ada yang mengatakan bahwa Pancasila mengalahkan
agama sehingga warga yang percara pada Pancasila telah mengingkari agamanya,
maka sesungguhnya Pancasila bukanlah agama yang bermaksud mengatur sistem
keyakinan, sistem peribadatan, sistem norma, dan identitas keagamaan
masyarakat. Pancasila merupakan konklusi bagi pemecah problematikan
kemasyarakatan dan kebangsaan Indonesia yang menjemuk nan beragama.
Pancasila dan Nasionalime Indonesia yang harus tetap dipertahankan. Yuk mengamalkan butir-butir Pancasila dalam keseharian kita. Karena itu, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancsila
tidaklah bertendi pada satu nilai agama maupun ideologi tertentu, melainkan
suatu bangunan ideologi kemajemukan dan ke-Indonesia-an saja yang dihimpun dari
nilai-nilai universal setiap agama dan keyakinan yang berkembang di Indonesia.
Agar nilai-nilai Pancasila senantiasa terpatri dalam diri
kita sebagai warga negara, maka sayogyanya kita mengetahui butir-butir
Pancasila yang menjadi nilai-nilai nasionalisme. Nasionalisme Pancasila merupakan
cara pandang cinta tanah air dengan tidak memandangkan negatif bangsa lain.
Butir-butir Pancasila sebelumnya hanya terdiri dari 36 butir
saja, namun sejak adanya perubahan melalui Tap MPR No.1/MPR/2003, jumlah butir
Pancasila menjadi 45 butir. Berikut butir-butir secara lengkap berdasarkan
sila-silanya.
Sila pertama:
Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
Sila kedua: Kemanusiaan
yang adil dan beradab
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.
Sila ketiga:
Persatuan Indonesia
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila keempat:
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran /
perwakilan
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan
demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
Sila kelima:
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
Sewaktu butir-butir Pancasila hanya 36, saya pun sempat mengafalnya. Kalau tak salah, waktu itu masih SD. Maklumlah, di zaman Orde Lama, hal yang berhubungan dengan naionalisme dan Pansila sangat penting sekali sehingga tidak ada seorang pun bisa menentang pemahaman Pancasila versi yang dikeluargkan oleh pemerintah. Terlepas dari polemik tentang pengamalan Pancasila pada era Orde Baru, setidaknya kita perlu juga mengingat kembali nilai-nilai kandungan Pancasila sebagaimana tertuangd alam butir-butirnya tersebut. []
Minggu, 06 Mei 2018
Ringkasan Materi Modul Akuntabilitas bagi Latsar CPNS
Setiap peserta Latihan Dasar (Latsar) CPNS wajib
mengikuti ujian sebagai bahan evaluasi terhadap penyerapan materi yang telah
diberikan selama berada di kelas. Materi yang paling penting yakni yang
berhubungan dengan nilai-nilai dasar ASN, yakni Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Antikorupsi.
Nah, untuk memudahkan mempelajari kembali muatan
materi yang disampaikan oleh widiaiswara dan modul akuntabilitas, berikut kami
sarikan poin-poin penting di dalamnya. Silahkan nikmati saja.
AKUNTABILITAS adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai, sedangkan responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab.
Aspek-aspek
akuntabilitas mencakup ; 1)
Akuntabilitas berorientasi pada hasil, 2) Akuntabilitas membutuhkan adanya
laporan, 3) Akuntabilitas membutuhkan konsekuensi, 4) Akuntabilitas memperbaiki
kinerja.
Fungsi akuntabilitas ; 1) menyediakan kontrol demokratis, 2) mencegah
korupsi & penyalahgunaan kekuasaan, 3) meningkatkan efisiensi dan
efektifitas.
Akuntabilitas terdiri dari 2 macam; 1) Akuntabilitas vertikal : yaitu pertanggungjawaban atas pengelolaan
dana kepada otoritas yg lebih tinggi, contohnya LPJ dinas ke pemda. 2)
Akuntabilitas horizontal : laporan
pejabat pemerintah kepada publik.
Baca juga: Tips Beli Handphone (HP) di Pusat Perbelanjaan di Batam
Baca juga: Tips Beli Handphone (HP) di Pusat Perbelanjaan di Batam
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan :
1.
Akuntabilitas
personal; nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran,
integritas, moral dan etika.
2.
Akuntabilitas
individu; hubungan antara individu dan lingkungan kerja/pns dengan instansi.
3.
Akuntabilitas
kelompok; kerjasama kelompok
4.
Akuntabilitas
organisasi; mengacu pada pelporan kinerja yang dicapai
5.
Akuntabilitas
stakeholder; masyarakat umum & pengguna layanan yang memberikan masukan,
saran, kritik terhadap kinerjanya.
Contoh mekanisme akuntabilitas; sistem penilaian kinerja, sistem akuntansi,
akreditasi dan pengawasan
Mekanisme akuntabilitas mengandung 4 dimensi :
1.
Akuntabilitas
kejujuran dan hukum; kepatuhan terhadap hukum& peraturan yg diterapkan
2.
Akuntabilitas
proses; prosedur yg digunakan
3.
Akuntabilitas
program; tercapainya program dan alternatifnya
4.
Akuntabilitas
kebijakan; pertanggungjawaban atas kebijakan yg diambil
Alat akuntabilitas :
1.
Perencanaan
strategis; Rencana jangka panjang/menengah dll
2.
Kontrak
kinerja; kesepakatan antara pegawai dan atasan
3.
Laporan kinerja;
laporan akuntabilitas kinerja pemerintah yg berisi perencanaan & perjanjian
kerja tertentu
Prinsip lingkungan kerja yang akuntabel ; kepemimpinan, transparansi, integritas,
tanggungjawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan dan konsistensi.
Langkah framework akuntabilitas di lingkungan pns; tentukan tanggungjawab dan
tujuan, perencanaan, implementasi dan monitoring, laporan lengkap, dan
evaluasi/masukan.
Baca juga: Gak Perlu Dukun, ini Tips dan Trik Mengerjakan Soal Ujian CAT untuk CPNS
UU transparansi dan keterbukaan publik ; UU No 14/2008, yaitu jaminan konstitusional agar praktik demokratisasi dan good governence bermakna bagi proses pengambilan kebijakan terkait kepentingan pblik.
UU transparansi dan keterbukaan publik ; UU No 14/2008, yaitu jaminan konstitusional agar praktik demokratisasi dan good governence bermakna bagi proses pengambilan kebijakan terkait kepentingan pblik.
UU No 14 tahun 2018 pasal 3 mencantumkan beberapa tujuan, yaitu; 1) menjamin
hak warga untuk mengetahui rencan pembuatan kebijakan publik, 2) mendorong
partisipasi masyarakat dlm proses pengambilan kebijakan, 3) meningkatkan peran
masyarakat, 4) mewujudkan penyelenggaraan negara yg baik, 5) mengetahui alasa
kebijakan publik, 6) mengembangkan ilmu pengetahuan, 7) meningkatkan
pengelolaan dan pelayanan.
Prinsip-prinsip keterbukaan dan ketersediaan
informasi ; 1) maximum access
limited exemption, 2) permintaan tdk
perlu disertai alasan, 3) mekanisme yg sederhana, murah dan cepat, 4) info
harus utuh dan benar, 5) info proaktif, 6) perlindungan pejabat beritikad baik.
Etika pelayanan publik adalah suatu panduan yg harus dipatuhi oleh
penyelenggara pelayanan publik yang baik untuk publik.
Informasi data yg disimpan dan dilaporkan harus : 1) relevant, 2) reliable, 3) understendable, 4)
comparable.
Konflik Kepentingan dalam Akuntabilitas
Ada 2 jenis konflik kepentingan yaitu : 1)
konflik keuangan dan 2) non keuangan.
Cara mengidentifikasi konflik kepentingan : 1) tugas
publik dan kepentingan pribadi, 2) potensialitas, 3) proporsionalitas, 4)
presence on mind, 5) janji.
Konsekuensi konflik kepentingan : 1) berkurangnya kepercayaan, 2) memburuknya
reputasi pribadi/lembaga, 3) tindakan indisipliner, 4) pemutusan hubungan
kerja, 5) dapat dihukum baik perdana/perdata.
Praktek kecurangan dan perilaku korup terjadi karena ;
1) adanya peluang, 2) insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan,
3) rasionalisasi
Menjadi PNS yang Akuntabel
PNS yang akuntable adalah PNS yang mampu mengambil pilihan yg tepat ketika
terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dlm politik praktis, melayani warga
secara adil dan konsisten dlm menjalankan tugas dan fungsinya.
Baca juga:
Ringkasan Materi Modul Etika Publik bagi Latsar CPNS Golongan III
Ringkasan Modul Nasionalisme Latsar CPNS Golongan III
Ringkasan Materi Whole of Government (WoG) dalam Program Latsar CPNS
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip2 berikut : 1) nilai dasar, 2) kode etik & kode prilaku, 3) komitmen, 4) integritas moral dan tanggungjawab pada pelayanan publik, 5) kompetensi, 6) kualifikasi akademik, 7) jaminan perlindungan hukum, 8) profesionalitas jabatan.
Ringkasan Materi Modul Etika Publik bagi Latsar CPNS Golongan III
Ringkasan Modul Nasionalisme Latsar CPNS Golongan III
Ringkasan Materi Whole of Government (WoG) dalam Program Latsar CPNS
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip2 berikut : 1) nilai dasar, 2) kode etik & kode prilaku, 3) komitmen, 4) integritas moral dan tanggungjawab pada pelayanan publik, 5) kompetensi, 6) kualifikasi akademik, 7) jaminan perlindungan hukum, 8) profesionalitas jabatan.
Amanah PNS ; 1) Bebas dari konflik
kepentingan, 2) berlaku adil, 3) bersikap netral, 4) konsisten.
Pentingnya akuntabilitas ; 1)
menyediakan kontrol demokratis, 2) mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan,
3) meningkatkan efisiensi dan aktifitas.
Undang-undang terkait akuntabilitas :
1.
Pasal 28 F
UUD 1945
2.
UU No 14/2018
tentang keterbukaan informasi publik
3.
UU No 32/2009
tentang hak atas informasi lingkungan hidup
4.
UU No
8/1999 tentang perlindungan konsumen
5.
UU No 28/1999
tentang penyelenggaraan negara yg bersih dan bebas KKN
6.
UU No 36/1999
tentang telekomunikasi
7.
UU No 40/1999
tentang pers
Mudahan-mudahan rangkuman tersebut bisa cukup membantu bagi yang
membutuhkannya. Dan tak lupa juga saya ucapkan terima kasih telah berkunjung ke
blog ini. Semoga sukses ujian evaluasi Latsar CPNS-nya. []
Rabu, 02 Mei 2018
Pelatihan bagi CPNS, dari Prajab Menjadi Latsar CPNS
Lowongan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) selalu mendapatkan minat
yang tinggi dari masyarakat. Hal itu terbukti dengan banyak jumlah pendaftar
setiap kali pembukaan lowongan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dibuka pemerintah untuk berbagai formasi, baik di lingkungan pemerindah daerah,
kementrian, lembaga, dan juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
![]() |
Peserta Latihan Dasar (Latsar) CPNS Golongan III Angkatan I 2018 di BDK Padang |
Setelah dinyatakan lulus dan menjadi CPNS, maka harus
mengikuti pelatihan yang digelar oleh kementerian masing-masing. Untuk menteri
agama digelar di Balai Diklat Keagamaan (BDK) dan untuk pemda dan kementerian
lainnya biasanya digelar di Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM).
Selama proses pelatihan ini dahulunya dikenal dengan Pendidikan Kilat (Diklat)
Prajabatan atau lebih dikenal dengan istilah prajabatan saja.
Istilah Prajab telah berlangsung lama dengan materi pokok
yang terakhir ialah berkaitan dengan ANEKA, yakni akronim dari Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Antikorupsi. Lima poin ini
menjadi tema penting dalam diklat sebagai penguatan nilai-nilai dasar bagi PNS.
Semua materi diklat ini telah distandarisasi oleh Lembaga Administrasi Negara
(LAN). Jadi, seluruh kegiatan prajab mengacu pada ketentuan LAN ditambah dengan
ketentuan yang dikeluarkan oleh masing-masing pengelola balai diklat.
Nah, seiring dengan perkembangan ada aturan terbaru dalam
penguatan nilai-nilai dasar bagi CPNS. Maka istilahnya atau penamaan dari
kegiatan itu pun mengalami perubahan, dari prajab ke Latsar atau Latihan dasar.
Penamaan itu pun nantinya akan disesuaikan dengan golongan peserta yang
ikutinya. Misal Latsar Golongan III Angkatan I, Latsar Golongan II angkatan II,
dan lain sebagainya.
Aturan itu tidak hanya mengubah istilah Prajab menjadi Latsar
saja, melainkan juga mengubah kandungan materi yang diajarkan selama kegiatan
berlangsung. Jika sebelumnya penekanan materinya itu hanya pada ANEKA saja,
namun pada kali ini peserta latsar mendapatkan tambahan baru, yakni wawasan
kebangsaan dan bela negara, serta tambahan materi tentang Managemen ASN,
Pelayanan Publik, dan Whole of Government.
Secara umum, ada tiga agenda penting dalam kegiatan Latsar
CPNS. Pertama, sikap p rilkaku bela
negara. Pada agenda ini, peserta Latsar CPNS dikenalkan perihal wawasan
kebangsaan dan bela negara. Biasanya, materi ini disampaikan oleh TNI. Kedua,
nilai-nilai dasar PNS. Kandungan materi yang kedua ini ialah akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Antikorupsi (ANEKA). Agenda
ketiga, yaitu perihal Kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Materi dipelajari pada agenda ketiga ini tentang managemen
ASN, pelayanan publik, dan Whole of Government.
Selain itu, dalam setiap prajab maupun latsar CPNS, semua
peserta wajib membuat program aktualisasi. Namun yang membedakan antara program
aktualisasi prajab dan latsar ialah pada sisi waktu dan lokasi pengerjaannya.
Jika prajab hanya membuat program aplikasi di lokasi pelatihan, sedangkan
latsar CPNS harus membuat lantas dilakukan di satuan kerja masing-masing.
Artinya, peserta dikembalikan ke satkernya lalu menjalankan program akutalisasi
yang telah dibuatkan. Pada masa ini disebut dengan agenda habituasi.
Dengan pola Latsar CPNS yang baru ini, maka jam pelajaran dan
masa pelatihan menjadi lebih panjang. Sebab, untuk habituasi saja membutuhkan
waktu sekitar 80-an hari, sedangkan selama mengikuti teori di dalam kelas dan
diasramakan sekitar 30-an hari.
Buat yang baru diterima menjadi CPNS dan akan memasuki masa
Latsar CPNS, saran saya ialah tidak perlu bingung. Lebih jalani saja masa-masa
di asrama selama sebulan lebih itu dengan santai dan mengeratkan hubungan
dengan teman-teman lainnya. Hanya dengan itulah dirimu akan betah berada di
asrama selama itu. []
Senin, 19 Maret 2018
Pembobolan Rekening dengan Registrasi Kartu GSM. Mengapa?
Saya agak heran dengan kemampuan berlebih pengguna gawai dan pemanfaat internet era digital ini. Ada banyak informasi di internet yang bisa digali, namun lebih percaya pada info yang disebarkan melalui pesan berantai pada aplikasi pesan singkat maupun media sosial lainnya. Info itu kemudian digulirkan ke teman dan grup-grup di tempat lain.
![]() |
Ilustasi saja |
Beberapa hari lalu, ada pesan bergambar masuk dalam grup WA yang saya ikuti. Gambar itu berisi dua informasi. Pertama adalah potongan foto bagian depan halaman koran Jawa Pos yang berisi berita dengan judul “Saldo Nasabah Hilang Misterius”. Lalu ada keterangan di bagian bawahnya, “Yang punya rekening di Bank BRI harap dicek saldonya terutama yang sudah registrasi kartu HP yang pakai KK dan NIK. Di beberapa wilayah Sumatera banyak nasabah yang kehilangan saldonya dari 5 jt, 20 jt, 40 juta. Bahkan ada yang saldonya tinggal 100 ribu. Tabungan tani juga ada yang kena 5 juta.”
Itulah pesan dalam pesan yang dapat hingga perlu menuliskan di sini. Ya, terkait dengan info pada gambar itu, ada dua informasi besar yang sedang berkembang, yakni ada keluhan nasabah BRI di Kediri yang kehilangan uang dalam rekeningnya dan perihal dampak registrasi kartu GSM prabayar yang bisa membuat informasi pribadi terbuka dan digunakan untuk pembobolan rekening.
Nah, diskusi perihal kartu prabayar itulah paling banyak mendapatkan perhatian warganet. Hal ini tak lain karena pemerintah telah mewajibkan registrasi ulang kartu itu. Ada berbagai alasan yang diberikan pemerintah, beberapa di antaranya untuk menghindari tindak kriminal karena penyalahgunaan kartu, rasio jumlah pengguna yang sebanding, dan persaingan sehat di antara operator penyedia jasa telekomunikasi.
Sementara itu, tidak sedikit yang menolak kebijakan baru itu dengan berbagai argumentasi yang diajukan, antaranya merepotkan dan menyulitkan sebab adanya pembatasan dan seringnya terjadi kegagalan ketika registrasi; dan –ini yang paling ramai— rekaman data itu justru hanya akan membongkar data dari pengguna yang bisa dimanfaatkan pihak lain, apalagi rekaman data itu tidak di simpan di Indonesia, melainkan negeri asing.
Yang terakhir ini seakan mendapatkan kebenaran argumen dengan adanya kasus pembobolan rekening nasabah BRI yang bermula di Kediri sebagaimana diberitakan media-media nasional. Dengan sendirinya, berita perihal adanya kehilangan uang di rekening itu pun mendapatkan perhatian, meski kala itu masih dilakukan penyidikan dan penyelidikan oleh pihak BRI maupun aparat penegak hukum. Seakan ingin menunjukan fakta dari argumentasi dampak negatif dari registrasi kartu karena data bisa disalahgunakan oleh pihak lain, maka dengan demikian pesan berantai berita nasabah kehilangan dana tabungan itupun mendapatkan perhatian lebih. Wow....
Yang tidak kalah menariknya, konten berita dan keterangan dari penulisnya yang menjadi bagian lain dari berita itu seakan memiliki korelasi argumentatif rasional. Maka, betullah bahwa registrasi kartu prabayar itu hanya akan membuat kerugian saja.
Nah, celakanya, seringkali kita tidak memeriksa kembali kabar itu bila sejak dalam pikiran, kita telah bersepakat bahwa registrasi kartu prabayar itu justru bisa menimbulkan penyalahgunaan data pelanggan. Jadilan pesan itu dikirimkan ke grup-grup WA yang diikuti dan juga teman-teman yang terdaftar dalam kontaknya. Padahal, antar konten dan katerangan tambahan di luar koran itu sangatlah tidak nyambung. Hal serupa kerap terjadi pada info-info yang seringkali kebenaran faktual tidak sama dengan kebenaran interpretatifnya. Fakta apapun selalu menimbulkan bias untuk setiap interpretasi karena ia sangat bergantung dengan latarbelakang pengetahuan dari si penafsir.
Belakang diketahui bahwa hilangnya dana beberapa nasabah BRI itu adalah akibat tindak kejahatan yang dalam dunia kejahatan keuangan dan perbankan disebut dengan skimming, yakni kejahatan bidang perbankan dan keuangan yang dilakukan dengan cara merekam data seseorang dalam ATM lalu digandakan pada kartu ATM kosong lainnya. Pelaku skimming dari bobolnya dana nasabah BRI itu sudah ditangkap oleh kepolisian. Hingga tulisan ini dibuat, terdapat lima orang Warga Negara Asing yang melakukan tindak kriminal skiming itu dan saat ini masih dalam proses penyidikan. []
Kamis, 08 Februari 2018
Mengubah Paradigma Kampanye Konvensional
Tulisan ini sebanarnya dibuat ketika media sosial belum semarak karena ini tulisan ketika masih kuliah dulu. Dari pada dibuang, dan berkenaan dengan momentum pemilukada serentak 2018 serta menjelang pemilu 2019, maka saya terbitkan saja di blog ini.
Silahkan saja simak bila berkenan. Mudah-mudahan bermanfaat.
Dalam setiap momentum pemilu, baik pemilu legislatif, pemilu presiden maupun pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung ini, kampanye adalah bagian penting untuk menarik simpati masyarakat (pemilih). Maka wajar kalau para calon yang bertarung dalam pilkada saat ini berlomba-lomba untuk mendatangkan massa sebanyak-banyak.
Sayangnya, pelaksanaan kampanye masih belum dijadikan media untuk mengaktualisasikan visi dan misi seorang calon kepada konstituennya, terutama masyarakat pemilih. Para kontestan politik (baca: calon pilkada) masih menjadikan kampanye sebagai media untuk memamerkan kekuatan massa (show of force).
Hal ini bisa kita saksikan dalam beberapa kegiatan kampanye yang masih bersifat mobilize oriented. Misalnya, arak-arakan massa, konvoi di jalan-jalan, pawai keliling yang sifatnya tidak mendidik. Model kampanye seperti ini sangat rentan terjadinya konflik dan ketegangan di akar rumput, gangguan keamanan dan ancaman kecelakaan lalu lintas sangat besar. Lebih mengkawatirkan lagi ketika pelaksanaan kampanye banyak melibatkan anak-anak di dalamnya.
Pelibatan anak-anak dibawah umur dalam kampanye pilkada jelas mencerminkan gagalnya pendidikan politik (civic education) di tingkat greesroot. Para kandidat calon lebih senang dan bangga ketika saat berkampanye dipenuhi (dibanjiri) oleh ribuan massa yang datang, termasuk di dalamnya pelibatan anak-anak dibawah umur. Terlepas apakah massa yang datang itu karena faktor mobilisasi atau sengaja digerakkan atau memang karena kesadaran politik.
Mestinya para kandidat calon mampu memberikan pendidikan politik yang sehat kepada masyarakat bukan saling show of force. Sehingga kedepan kesadaran berpolitik masyarakat lebih dewasa dan rakyat tidak mudah untuk dimobilisasi dan dipolitisasi hanya untuk kepentingan politik sesaat.
Karena gagalnya pendidikan politik itu pula masyarakat kemudian mudah dimanipulasi, dimobilisasi dan diiming-imingi janji-janji (palsu) untuk menarik simpati masyarakat agar memenangkan dalam proses pemilihan. Kondisi seperti inilah yang selalu mewarnai proses kampanye dari waktu ke waktu.
Akibatnya, rakyat masih menjadi entitas yang terpisah dari pemimpinnya, rakyat belum menjadi bagian penting dalam proses regulasi politik di tingkat lokal. Rakyat dibutuhkan ketika ada hasrat politik (jabatan dan kekuasaan) yang ingin dicapai. Setelah hasrat politik itu tercapai rakyat sengaja ditinggalkan dan diletakkan dalam posisi politik yang marginal.
Jika para kandidat calon dalam pilkada masih menyuguhkan model-model kampanye yang bersifat primitif, tradisional, dan konvensional, kedepan rakyat tidak akan menjadi partisipan politik yang kritis, cerdas dan otonom dalam setiap momentum pemilu dan pilkada. Rakyat hanya sebagai proses legitimasi terhadap proses suksesi kepemimpinan yang sedang berlangsung.
Merubah Model Kampanye
Karena selama ini kampanye masih bersifat mobilize oriented, praktis dalam beberapa kegiatan kampanye yang telah dan akan dilaksanakan di hampir seluruh daerah yang akan melangsungkan pilkada tidak terjadi komunikasi yang kondusif, dialogis dan partisipatif antara pasangan calon dengan masyarakat pemilih.
Komunikasi antarkeduanya bersifat monolog dan searah. Rakyat sebagai pendengar dan kandidat pasangan calon sebagai pihak penceramah. Kampanye model seperti ini aspek pendidikan politik (civic education) bagi rakyat tidak ada. Sehingga setelah selesai pelaksanaan kampanye tidak ada aspek positif yang bisa dijadikan pegangan oleh rakyat untuk dijadikan kajian dan bahan diskursus tentang “sesuatu hal” untuk mengukur kapabilitas seorang calon ketika kelak terpilih dalam pilkada.
Yang tampak hanya luapan-luapan emosional sesaat seorang pendukung kepada calon yang didukung. Luapan-luapan emosional ini kadang mengarah kepada hal-hal yang sifatnya destruktif, misalnya, menjelek-jelekkan calon lain, merobek atribut dan poster calon lain dan sebagainya.
Sudah saatnya kita harus menemukan format baru dalam berkampanye. Kalau selama ini lebih mengandalkan kekuatan massa karena sifat kampanye adalah mobilize oriented maka model kampanye harus lebih dialogis dan partisipatif dengan model dialog. Misalnya melalui forum-forum ilmiah, diskusi publik dan seminar-seminar.
Dengan model kampanye yang bersifat dialog, antara rakyat pemilih dengan pasangan calon terjadi komunikasi yang sehat. Rakyat bisa mengetahui lebih jauh tentang visi, misi seorang calon, termasuk program kerja yang akan dijalankan. Rakyat juga bisa mengkritisi terhadap pasangan calon dan sebaliknya, pasangan calon tersebut bisa mengambil masukan dan saran langsung dari masyarakat.
Dengan demikian, akan terjadi kontrak sosial (social contract) antara rakyat dengan pasangan calon itu. Ketika rakyat tertarik dengan program kerja dan visi misi yang ditawarkan oleh pasangan calon rakyat tidak akan ragu lagi untuk memilihnya. Dengan kata lain, pilihan politik masyarakat dalam pilkada bukan didasarkan pertimbangan pragmatis dan opurtunis tetapi lebih didasarkan pada pertimbangan rasional (nurani).
Selain itu, model kampanye seperti ini, aspek pendidikan politik kepada masyarakat lebih terasa dibadingkan model kampanye yang hanya mengandalkan mobilisasi massa dalam jumlah banyak. Sebab, rakyat bukan menjadi objek yang pasif tetapi menjadi objek yang aktif.
Kalau kampanye dengan model dialogis seperti ini yang diutamakan oleh masing-masing kandidat pasangan calon, maka tidak akan ada keterlibatan anak-anak dibawah usia dalam kampanye. Massa yang terlibat dalam kampanye adalah mereka yang memiliki tingkat intelektualitas tinggi.
Minggu, 31 Desember 2017
Pergantian Tahun dan Beralih Pula Profesiku
Tunai sudah karir saya di dunia jurnalistik professional ini. Hari ini (31/12/2017) ialah hari terakhir bersama Tribun Batam dan esok (1/1/2018) akan beralih ke profesi lain.
![]() |
Perpisahan dengan teman-teman di Tribun Batam |
Sepanjang 2008-2017 ini tentu banyak kisah dan cerita selama menjalani tugas ini, baik ketika bersama teman-teman di Tribun Batam maupun dengan teman-teman jurnalis dari media lainnya.
Dinamika itu telah memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman sekaligus menjadi bagian dari kepribadian. Ruh berita itu memang akan sangat bergantung dengan pribadi penulisnya.
Maka, saya pun perlu mengucapkan terima kasih pada para pemangku managemen di Redaksi Tribun Batam beserta seluruh krunya, teman sejawat yang selama ini telah berbagi informasi dan berdikusi, dan juga untuk para nara sumber, serta lainnya.
“Kedekatan dengan nara sumber bukan berarti pertemanan,” itu kata bijak dan pesan Pak Jacob Utama yang terbingkai rapi di kantor.
Dalam dunia jurnalistik, hubungan dengan narasumber itu seperti hukum simbiosis mutualisme bagi mahluk hidup. Sebab itu, saya berharap silaturahmi tidak terputus.
Meski tak lagi sebagai jurnalis, mungkin akan tetap menulis di medium yang berbeda. Bisalah sesekali mampir ke www.pesonakata.com ini.
Terima kasih.
Selamat Tahun Baru 2018
Kamis, 28 Desember 2017
Kiat Promosi dan Cari Barang di Forum Jual Beli (FJB) Facebook
![]() |
Jualan Pulsa di Facebook |
Media sosial yang satu ini memang tak lagi hanya sekadar berbagi status dan komentar. Ada banyak terobosan yang dilakukan Facebook agar penggunanya tetap betah menggunakan aplikasi ini di tengah banyaknya aplikasi serupa yang lain.
Dua tahun terakhir, Facebook justru gencar mengupgrade fitur-fitur untuk forum jual beli. Awal mula, grup di Facebook berfungsi untuk menjadi sarana berkomunikasi bagi yang seminat, sekomunitas, sektertarikan, dan lain sebagainya. Sedangkan laman fanspagenya, untuk tempat, tokoh, merek, organisasi dan lain sebagainya.
Seiring perjalanannya, tidak sedikit pula penggunanya memanfaatkan untuk sarana promosi dan jualan. Mungkin kamu masih ingat, sekitar empat tahun lalu atau lebih, ada beberapa teman di FB yang suka men-tag nama kita untuk postingan promosi dan jualannya, namun malah banyak yang tidak suka namanya ditag. Akibatnya, aksi bersih-bersih pertemanan yang tidak jelas pun dilakukan.
Mengapa akun media sosial jadi sarana promosi dan jualan? Semua itu tak lain karena doktrin marketing yang diberikan oleh para motivator untuk memanfaatkan akun media sosial kita sebagai sarana promosi. Apalagi, fenomena jual beli online semakin tumbuh subur seiring perkembangan dunia teknologi infomasi.
Baca Juga: Cara Mengindentifikasi Lapak Online Palsu di Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada dan Lainnya
Promosi Manjur di Grup Jual Beli Facebook
Nah, karena sekarang Facebook telah memberikan pilihan untuk membuat grup jual beli maka dan bahkan postingan kita pun bisa terindikasi sebagai postingan jual beli bila menempatkan meletakan kode mata uang suatu negara. Nah, hebatnya, Facebook akan otomatis menyarankan agar postingan semacam itu menggunakan postingan berformat jual beli. Menariknya lagi, setiap postingan jual beli yang kita sebarkan, selalu disarankan untuk disebar ke lebih banyak grup.
Inilah problemnya, karena banyaknya postingan jual beli di grup yang beranggotakan puluhan ribu akun, sebagai penjual, kita harus sering meng-up atau menuliskan komentar di kolom komentar agar postingan tidak cepat tenggelam oleh postingan terbaru dan terpopuler.
![]() |
Penampakan satu di antara grup jual beli di Facebook |
Oleh karena itu, butuh strategi khusus agar postingan kita menarik bagi calon konsumen. Di sinilah peranan kata-kata akan sangat membantu untuk menyukseskan strategi marketing di grup-grup Facebook. Apalagi, tidak sedikit anggota grup yang mungkin menjual produk yang sama.
Maka, saran saya ialah membuat keterangan pengantar yang baik agar orang tertarik dan bersedia komentar untuk barang dagangan Anda. Tips memilih kata dan kalimat yang baik. cukup banyak, namun semuanya mencakup hal-hal umum yang ingin diketahui calon pembeli. Dan saran saya, sebaiknya singkat dan padat serta dilengkapi foto maksimal tiga saja.
Contoh untuk kalimat promo untuk jual beli rumah:
Harga terjangkau, hanya Rp 160 juta.
Lingkungan asri dan lokasi strategis Batam Centre.
Tersedia tipe 36, 45, dan lainnya.
Cocok untuk investasi ataupun dipakai sendiri.
Banyak bonusnya. Kamu mau bonus apa? Silahkan komen saja langsung.
Contoh lain untuk promosi jualan pulsa dan kartu internet. Karena banyaknya merek dan varian paket internet, maka sebaiknya diketerangan disebutkan beberapa paket yang sedang promo atau paket terutama. Ini contoh kalimatnya:
Yuk langsung datang saja ke konter Agaya Cell.
Harga murah dan tidak perlu cek toko sebelah lagi.
Simpati.......
Tri .......
XL .......
Paket lainnya juga tersedia.
Silahkan saja komen paket yang kamu butuhkan atau datang langsung ke konter kami.
Ingat, harga yang dipublis adalah harga termurah yang Anda sediakan. Kalau mahal, tentu tidak akan dilirik oleh anggota grup sebab tidak sedikit penjual lain yang juga akan memposting barang serupa.
Contoh kalimat seperti di atas adalah hasil kesimpulan saya dari mengikuti puluhan grup jual beli di Facebook. Ingatlah, pilihan kata-kata yang tepat akan lebih memaksimalkan promosi. Konsep yang diterapkan adalah easy reading.
Baca juga: Rumus Membuat Judul Jualan Menarik di Facebook, Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada dan lainnya
Baca juga: Rumus Membuat Judul Jualan Menarik di Facebook, Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada dan lainnya
Cari Barang dengan Cepat
Tak elok rasanya bila hanya berbagi tips untuk penjual saja. Saya pun pernah menjadi pembeli dari beberapa barang yang dijual di grup-grup jual beli Facebook. Karena banyaknya barang dagangan dan postingan lainnya di grup, tentu tidak mudah mencari produk yang kita ingimkan. Berikut beberapa triknya bagi Anda yang membuka Facebook dari ponsel.
Pertama, kamu bisa langsung pilih ikon barang yang dijual karena di sana hanya tertera barang yang diperjualbelikan saja. Sementara postingan lainnya tidak akan tampak.
Kedua, kamu bisa mecari melalui kolom pencarian yang ada di bagian atas di ponselmu. Namun kamu harus memilih pencarian dilakukan di grup, bukan pencarian umum. Hal ini bertujuan agar pencarian lebih tertarget. Sistem pencarian untuk grup di Facebook melalui ponsel memang tidak seperti ketika kita membuka Facebook dari laptop atau komputer. Mudah-mudahan nanti ada kolom pencarian tersendiri untuk Facebook versi ponsel.
Ketiga, gunakan kata kunci yang paling dipakai oleh penjual. Misalnya, ketika ingin cari rumah untuk kontrakan, maka bisa pilih kata "kontrak", "sewa", atau "sewa". Karena kata-kata itu biasanya yang digunakan oleh pemasang promosi.
Itulah beberapa tips sederhana berdasarkan pengalaman saya yang bisa dibagikan. Ada banyak kegiatan jualan online yang pernah saya lakoni, mulai dari jualan tas impor Batam, sepatu, paket internet, bahkan juga jualan hasil kebun. Dan Alhamdulillah, berkat strategi pilihan kata-kata marketing yang saya pakai, hasilnya menggembirakan.
Beberapa hal lainnya, tentu akan diposting lain waktu. Semoga Anda senang membacanya. Tanya-tanya tips juga boleh di kolom komentar blog ini.
Selamat beraktifitas dan semoga sehat selalu. Jangan lupa ibadah biar berkah.